PATTY CASH

MODUL BAHAN AJAR PRAKTEK PELATIHAN
PROGRAM KEAHLIAN SEKRETARIS/ ADM. PERKANTORAN



KAS KECIL




OLEH :
DRS. KHOLIL GA
NIP. 132104276






PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 49 JAKARTA
2007

KODE MODUL : M.I 13
JUDUL MODUL : KAS KECIL
UNIT KOMPETENSI : IBSADMGFA04A. Mempersiapkan kas kecil
IBSADMGIT03B. Menciptakan dan menggunakan dokumen dan lembar kerja sederhana
IBSADMCMN01A. Bekerja sama dengan kolega dan pelanggan
KUK : Keuangan dapat dikelola, serta dilakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan prosedur perusahaan
METODE : Ceramah, Tanya jawab, simulasi dan praktik
PERALATAN : AV, BKM, BKK, BUKU kas, Ordner, KOmputer Printer, ATK
WAKTU : 6 Jam

KAS KECIL

1. PENGERTIAN
Kas kecil adalah sejumlah uang tunai yang dibentuk untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlah nya relative kecilatau bersifat mendadak, seperti membeli perangko, ongkos-ongkos dan lain-lain

Kegunaan dari kas kecil adalah :
1. Untuk keperluan mendadak serta bersifat urgen dapat diambil dari kas kecil
2. Untuk kepentingan pimpinan, tanpa menunggu persetujuan dari pihak keuangan/ bendahara yang biasanya memakan waktu lama
3. Sekretaris dapat mengatur keperluan pimpinannya sendiri dengan leluasa

2. ALUR KERJA
Kegiatan keuangan pada sekretaris, hanya menangani keuangan pimpinan saja, dan bamyaknya uang yang dikelola hanya dari satu sumber pemasukan yaitu kasir perusahaan oleh sebab iyi pola yang dipakai adalah kas kecil

a. Dalam proses penanganan keuangan pimpinan ada 2 yaitu :
a. Prosedur penanganan kas masuk












Keterangan :
1. Dalam pengambilan dana, sekretaris harus membuat pengajuan dana dengan melampirkan laporan pembukuan bulanan sebelumnya atau pembukuan telah ditutup dan disetujui oleh pimpinan beserta bukti transaksi yang ada.
2. Setelah pengajuan disetujui oleh pimpinan kita, maka diajukan ke bagian keuangan, melalui kasir dana tersebut dikeluarkan.
3. Sekretaris membuat bukti kas masuk
4. Buatlah no. bukti berdasarkan tanggal bukti kas masuk, yang ditandatangani oleh pimpinan
5. Satukanlah bukti kas masuk dengan copy transaksi yang diperoleh dari kasir
6. Catat pemasukan kas kedalam buku kas sesuai dengan bentuknya.





Contoh :
Anita sekretaris PT. WAHANA menerima uang dari bendahara sebesar RP. 2.500.000,- untuk pengisian kas kecil. Pada tanggal 5 juni 2006 dengan no. bukti 270/w/06
Maka Anita menerima tanda bukti transaksi :











Dari bukti transaksi, anita membuat bukti kas masuk sebagai berikut :
PT. WAHANA
Bukti Kas Masuk

No : 001/BKM/06

Diterima dari : Bendahara PT. WAHANA
Tunai/cek/BG : Tunai
Sebesar : Rp. 2.500.000
Untuk : Pengisian kas kecil
Disetujui Diterima Dekeluarkan Tgl
Manager Akuntan Kasir Penerimaan 5 juni 2006


b. Prosedur penanganan kas keluar :












Keterangan :
A. Apabila sekretasis akan mengeluarkan dana baik untuk keperluan atasan atau hal yang mendukung keperluan atasan, maka sekretaris harus mendapat kejelasan tentang jumlah dan untuk apa keperluannya.
B. Buatlah bukti keluar
C. Beri no. bukti pada bukti keluar secara urut menurut tanggal
D. Minta tanda tangan pimpinan pada buku kas keluar
E. Masukan data pada buku kas kecil sesuai dengan pola yang digunakan
F. Simpan data pengeluaran pada ordner






Contoh :
Tanggal 10 Juni 2006, Anita sekretaris PT. WAHANA mengeluarkan uang untuk membeli alat tulis kantor sebesar Rp. 350.000 dengan menerima nota dari took Gunung Agung
NOTA Tn/Ny
No : 20/GA/06 Anita
No Nama barang Harga satuan Jumlah
1 Alat tulis kantor 350.000 350.000
Jumlah 350.000
Jakarta 10 JUni 2006
Toko Gunung Agung

Dari data pada NOTA, Anita membuat Bukti Kas Keluar sebagai berikut :

PT. WAHANA
Bukti Kas keluar

No : 001/BKM/06

Dibayar Kepada : Bendahara PT. WAHANA
Sebesar : Rp. 350.000
Untuk : Alat tulis kantor
Disetujui Diterima Dekeluarkan Tgl
Manager Akuntan Kasir Pengeluaran
10 juni 2006





B. Pola pencatatan buku kas
Setelah melakukan pencatatan pada form bukti kas masuk dan bukti kas keluar, sebelum disimpan di ordner terlebih dahulu dicatat pada buku kas. Pola pembukuan kas kecil yang dilakukan sekretaris saat ini ada dua system yaitu :

a. System saldo harian (system fluktuasi)
Pada system saldo harian jumlah dana kas kecil selalu berubah-ubah. Pengisian kas kecil tidak harus sama dengan pengeluaran. Keuntungan dari system ini, sekretaris setiap hari dapat melihat saldo yang tersisa. Serta dapat menerima kembali dana tambahan, apabila dana yang tersedia kurang, kerugiannya tidak dapat diketahui pengeluaran tersebut paling banyak untuk apa. System ini dilaporkan setiap bulan.

Contoh kas kecil system saldo harian (fluktuasi)

PT. WAHANA
BUKU KAS KECIL
Periode bulan Juni 2006
Tanggal Kode Uraian Debet Kredit saldo
1 Juni BKM 001 Diterima uang dari bendahara 2.500.000 2.500.000
10 Juni BKK 001 Alat tulis kantor 350.000 2.150.000
jumlah 2.500.000 350.000
30 Juni Saldo debet 2.150.000
30 Juni total 2.500.000 2.500.000

Mengetahui/ menyetujui, Jakarta, 30 Juni 2006



Atasan/ pimpinan Anita/ sekretaris



b. System Imprest
Pada system ini jumlah uang yang telah digunakan akan dikembalikan dalam jangka waktu tertentu,sehingga alokasi dana tersebut dapat mengembalikan jumlah kas semula.
Keuntungan menggunakan system ini dapat mengetahui pengeluaran uang secara rinci berdasarkan pos-pos pengeluaran pada setiap bulannya.kelemahan system ini adalah sekretaris tidak mengetahui jumlah uang yang ada di kas setiap waktu, dan juga tidak dapat mengambil uang setiap waktu.

Kolom-kolom tambahan pada system impress disesuaikan dengan kebutuhan pengeluaran yang ingin diketahui oleh sekretaris.

Contoh :

Debet Kredit
Rupiah Tanggal Perincian No bukti Jumlah Pranko ATK Trans Lain-lain
2.500.000 Jun 1 Terima dari bendahara
Jun 10 ATK BKK 001 350.000 350.000
jumlah 350.000 350.000

2.500.000 Saldo 2.150.000
2.150.000 Jun 15 Saldo
350.000 Jun 15 imprest BKM 0002

Jakarta, 15 Juni 2006

Mengetahui : Dibuat oleh



Manager Anita/sekretaris





C. Penyimpanan bukti kas

Langkah-langkah penyimpanan bukti kas

1. Periksalah bukti kas serta bukti transaksinya
2. Satukan bukti kas dengan bukti transaksi
3. Kelompokan, apakah masuk ke kas masuk atau kas keluar
4. Siapkan ordner
5. Buat guide sebagai pembatas antara bukti kan masuk atau kas keluar
6. Tulis pada ordnerbulan dari file sebagai judul
7. Susunlah bukti kas keluar mulai dari tanggal yang paling lama, kemudian batasi

Dengan guide bukti kas keluar, baru masukan bukti kas masuk dan batasi dengan guide bukti kas keluar.
Contoh :















D. Pelaporan
Setiap akhir bulan sekretaris wajib melaporkan maupun pengeluaran dengan melampirkan bukti-bukti transaksi keuangan dengan diketahui pimpinan langsung.
Pelaporan ditunjukan kepada bagian keuangan, kemudian diperiksa kembali oleh bagian keuangan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan dana bulan berikutnya.

PRAKTIK PENANGANAN KAS KECIL


Petunjuk:
Saldo Awal Bulan Mei 2006 pada Kas Kecil Anda sebesar Rp 350.000
Buatlah catatan Pembukuan Kas Kecil dengan sistem Fluktuasi (sistem saldo harian)
Simpan bukti transaksi dan bukti kas pada Ordner sesuai dengan sistem yang digunakan.
Bukti Transaksi yang ada






































NOTA

No : 332/VI/06 Tn/Ny
PT. Pembangunan Jaya Ancol


Banyaknya Uraian Harga Satuan Jumlah
2 klng
2 btl
6 klng Biskuit “monde”
Sirup “ABC”
Fanta 30.000
7.500
4.000 60.000
22.500
24.000

106.500
Terbilang : seratus enam ribu lima ratus rupiah


Jakarta, 5 Juni 2006
Toko kue Aroma



Niken

MANAJEMEN PERALATAN KANTOR

MANAJEMEN PERLENGKAPAN DAN PERALATAN KANTOR
Perencanaan kantor yang baik diperlukan pertimbangan tentang jenis-jenis perlengkapan kantor, perabot kantor dan mesin-mesin tertentu untuk dilakukan dengan cara kerja yang dikehendaki, berdasar urutan pekerjaan dan kecakapan yang diperlukan. Oleh karena itu pengetahuan tentang perlengkapan, perabot kantor, dan mesin-mesin amat penting untuk perencanaan kantor. Manager kantor tidak akan dapat memperoleh hasil yang sesuai dengan harapan apabila tidak diberikan alat-alat fisik yang baik.
A. ISTILAH PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
Kalau kita masuk ke sebuah kantor yang besar, kita akan dapat melihat berbagai perlengkapan kantor, antara lain meja, kursi, rak-rak almari, mistar, pelubang kertas, mesin ketik, dan mesin hitung. Kesemua alat disebut perlengkapan kantor. Jadi perlengkapan kantor terdiri atas bermacam peralatan kantor.
Peralatan kantor dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu :
1. Perabot Kantor
Perabot kantor dalam bahasa inggris disebut office furnitures. Perabot kantor biasanya meliputi meja tulis dengan kursinya, lemari arsip, meja biasa, rak, lemari besi dan perabot lainnya. Perabot kantor tersebut adalah peralatan kantor yang tidak habis dipakai.
Dua macam perabot kantor yang pasti dimiliki dan paling banyak dipergunakan dalam setiap kantor yaitu meja tulis dan kursinya. Oleh karena itu segala sesuatu tentang meja dan kursi itu perlu mendapat penelaahan terutama tentang ukuran, bentuk dan pertaliannya dengan luas lantai.
Meja tulis yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini :
a. Mulai permukaan meja sampai ke lantai tidak seluruhnya tertutup. Bagian bawahnya mempunyai kaki-kaki yang cukup terbuka, dengan demikian peradaran udara dapat berlangsung dengan lancar dan bagian kaki karyawan yang memakai tidak terasa panas. Juga meja kerja yang terbuka bawahnya memudahkan pembersihan lantai.
b. Permukaan meja tidak perlu berkilauan, sehingga dapat menyilaukan mata karyawan pemakainya. Permukaan meja juga tidak boleh berwarna hitam atau gelap, sebaiknya diberi warna yang muda dan terang. Pertentangan warna meja yang gelap dengan kertas yang umumnya berwarna putih mudah melelahkan mata.
c. Luas meja tidak perlu terlampau berlebihan. Permukaan meja yang terlampau luas umumnya tidak seluruhnya dipakai untuk bekerja. Bahkan sering kali dipergunakan sebagai tempat untuk memupuk berkas-berkas, benda-benda lain yang harus disimpan di dalam lemari atau pada rak tersendiri.
Perabot kantor yang sama pentingnya ddengan meja tulis ialah kursi, karena tanpa kursi tidak mungkin karyawan melaksanakan pekerjaan kantor. Kursi yang baik harus memenuhi syarat-syarat tertentu yang berhubungan dengan kesehatan dan kenikmatan pemakainya.
Menurut M.Ralph Barnes, dalam bukunya Motion and Time Study, bahwa kursi yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Kursi itu dapat diatur tinggi rendahnya sehingga cocok bagi pemakai;
b. Kursi itu kokoh sebaiknya kerangka dibuat dari baja;
c. Kursi sebaiknya disesuaikan dengan bentuk badan orang, yaitu bagian yang diduduki menyerupai sadel sehingga berat badan terbagi merata dan karyawan yang duduk merasa enak. Tepi dengan tempat duduk hendaknya berbentuk bulat;
d. Kursi itu mempunyai pelbagai macam pekerjaan ialah bila tinggi rendah kursi dan penyangga belakang dapat disesuaikan bagi pemakainya. Kursi yang dapat diputar dan dapat diatur tinggi rendahnya termasuk kursi yang baik.

2. Peralatan kantor yang habis dipakai (office supplies)
Peralatan kantor yang habis dipakai dalam bahasa inggris disebut office supplies. Menurut Coleman Maze peralatan yang habis dipakai ialah benda-benda yang habis dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan kantor. (those material consumed in the orons of the clerical forces).
Yang termasuk peralatan kantor ini misalnya pena, tinta, pita mesin tulis, karet penghapus, berkas, jepitan kertas, dan lain-lain.

B. JENIS PERALATAN KANTOR
Pada perencanaan suatu kantor harus pula dirumuskan mesin-mesin kantor apa saja yang akan dipergunakan. Penggunaan mesin-mesin kantor tergantung pada perencaanaan prosedur kerja, metoda-metoda kerja yang sesuai dengan kebijaksanaan organisasi dan kebutuhan karyawan.
Kantor yang terencana dengan tepat tentu perlu memiliki mesin dan mesin-mesin itu berguna dengan baik. Dalam hal ini harus pula mempertimbangkan faktor orang yang melakukan pekerjaan yang turut mempengaruhi penggunaan mesin-mesin, prosedur-prosedur dan metoda-metoda.
Jenis mesin, prosedur dan metoda serta orang-orang yang melakukan pekerjaan saling mempengaruhi.
Beberapa keuntungan dan kerugian penggunaan mesin kantor.
Perlu diketahui bahwa memang terdapat keuntungan-keuntungan yang berlainan dengan penggunaan mesin-mesin yang berbeda kondisinya.
Mungkin dalam keadaan tertentu salah satu mesin lebih banyak memberikan keuntungan dari pada mesin yang lain.
Keuntungan-keuntungan penggunaan mesin-mesin kantor umumnya sebagai berikut :
a. Menghemat tenaga kerja, sehingga sebagian karyawan dapat pindah melakukan pekerjaan lain;
b. Menghemat waktu, misalnya dalam membuat daftar gaji;
c. Meningkatkan ketelitian dan memperbaiki mutu pekerjaan, misalnya bekerja dengan mesin-mesin hitung dapat memberikan ketelitian secara mekanis, memudahkan pemeriksaan;
d. Mengurangi rasa bosan jika dibandingkan dengan metoda tertulis;
e. Pekerjaan tampak lebih baik, misalnya surat-surat yang diketik tampak lebih rapih apabilaa dibandingkan dengan tulisan tangan;
f. Mencegah penggelapan, misalnya mesin-mesin untuk menulis cek;
g. Mengurangi kelebihan karyawan dan meningkatkan mutu pekerjaan;
h. Memberikan informasi yang lebih cepat dan lebih banyak kepada pemimpin jika dibandingkan dengan waktu sebelumnya, misalnya dengan mempergunakan sebuah computer elektronik.
Adapun kerugian-kerugian yang tampak pada penggunaan mesin kantor sebagai berikut :
a. Mesin tidak dapaat menyelesaikan pekerjaan yang memerlukan kecerdasan yang tinggi, misalnya masih memerlukan akuntan, meskipun mempergunakan mesin hitung.
b. Tingkat penyusutan dari beberapa mesin tinggi, misalnya dengan timbulnya mesin hitung elektronis yang mengakibatkan mesin hitung yang ada cepat menjadi kuno (out of date0;
c. Sulit mendapatkan operator-operator mesin yang terlatih, atau biaya untuk melatih terlalu tinggi;
d. Pengaruhnya terhadap sistem-sistem perkantoran, misalnya penggunaan sebuah computer dapat mengakibatkan perubahan sistem perkantoran;
e. Keluwesan dari beberapa metoda mesin ternyata kurang;
f. Lebih mudah memindahkan karyawan-karyawan dari bagian yang satu ke bagian yang lain, dari pada memindahkan beberapa mesin tertentu;
g. Membuat suara gaduh dalam kantor, kecuali apabila mesin-mesin dipisahkan tempatnya dari karyawan-karyawan;
h. Beberapa mesin harganya sangat mahal;
i. Kesulitan dalam pemeliharaan mesin.

C. RINCIAN PERALATAN KANTOR
Macam-macam mesin kantor yang penting dan paling banyak dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan kantor :
1. Punched Card machines/mesin kartu berlubang;
2. Marginal Punched Card machines;
3. Accounting machines/mesin pembukuan;
4. Adding machines/mesin jumlah;
5. Calculating machines/mesin hitung;
6. Typerwriters/mesin ketik;
7. Addressing machines/mesin pembubuh alamat;
8. Composing machines/mesin pengatur garis pinggir;
9. Reproducing machines/mesin pengganda;
10. Dictating machines/mesin pengimlaan;
11. Microfilming machines;
12. Folding and inserting machines;
13. Postage maters;
14. Collacting machines;
15. Check writers, protectore, signers;
16. Copy holders;
17. Counters;
18. Daters and time stamps;
19. Staplers;
20. Inter communication units;
21. Labeling machines;
22. Letter openers;
23. Numbering machines;
24. Paper cutters and deiles.

D. ASAS-ASAS PENGADAAN PERALATAN KANTOR
Jika memenuhi peralatan kantor, harus memperhatikan asas-asas pengadaan peralatan, sebab pengadaan alat-alat yang tidak sesuai dengan kebutuhan akan menimbulkan pemborosan. Adapun asas-asas itu :
1. Pekerjaan dan cara penyelesaian
Harus merumuskan tujuan pekerjaan dengan jelas dan seksama untuk menjamin pencapaiannya. Selain itu harus menentukan cara yang terbaik untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, dan cara itu harus benar-benar merupakan pilihan efektif dari beberapa kemungkinan.
2. Kebutuhan karyawan secara perorangan
Keputusan untuk menggunakan peralatan atau mesin kantor harus berdasarkan kebutuhan karyawannya. Pemakaian peralatan oleh orang lain bukan merupakan alas an yang cukup untuk dapat menerima, misalnya dalam menggunakan suatu peralatan tertentu, penentuan ukuran dan jenis apa sangat penting.
Pendekatan kebutuhan perorangan ini amat penting karena berhubungan dengan penggunaan mesin-mesin kantor.
3. Penghematan jumlah dan nilai waktu seluruhnya
Sebuah mesin kantor yang masih baru mungkin dapat menyelesaikan pekerjaan lebih cepat, akan tetapi yang menjadi pertimbangan penting bukan segi kecepatan melainkan penghematan dalam keseluruhan waktu, jumlah, dan nilainya. Penghematan-penghematan tidak akan diperoleh apabila waktu sesuatu unit tidak baik digunakan.
Penggabungan pekerjaan, keluwesan kesatuan untuk menyelenggarakan bermacam-macam pekerjaan dan kemampuannya untuk jumlah pekerjaan yang berlainan mempengaruhi volume pekerjaan.
Selain jumlah waktu, penggunaan waktu yang hemat harus berupaya agar menguntungkan. Waktu yang dihemat harus dipergunakan untuk pekerjaan kantor lain yang produktif.


4. Keluwesan penggunaan peralatan kantor
Penghematan dapat diperoleh dari kemungkinan penggunaan perlengkapan atau mesin-mesin kantor tersebut bagi bermacam-macam pekerjaan kantor. Umumnya dapat dibenarkan penggunaan perlengkapan atau mesin-mesin kantor apabila dapat dipergunakan secara efektif pula untuk bermacam-macam pekerjaan kantor.
5. Harga dan penanaman modal
Masalah harga selalu merupakan bahan pertimbangan yang oenting bagi pemimpin. Harga atau nilai perlengkapan mesin-mesin kantor harus dipertimbangkan dan dibandingkan dengan kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari pelayanan yang diberikan oleh pekerjaan kantor kepada para pelanggan. Dengan kata lain harus dipertimbangkan kemungkinan hasil yang akan diterima dengan yang harus dibayar. Pembelian perlengkapan dan mesin-mesin kantor yang berdasarkan pertimbangan yang tepat akan mengakibatkan penghematan sehingga akan mengurangi penanaman modal.
6. Kemampuan dari perlengkapan dan mesin-mesin.
Adalah suatu bahwa penggunaan perlengkapan dan mesin untuk berbagai pekerjaan kantor secara efesien. Dalam penggunaan mesin, hasilnya dapat ditentukan oleh pengalaman pemakai mesin-mesin tersebut, oleh karena itu karyawan karyawan-karyawan yang ada harus dipertimbangkan ketika membeli mesin-mesin kantor.
7. Nilai keindahan
Wajah/rupa kantor amat penting dan seperti diketahui nilai-nilai keindahan sangat subyektif dan sangat dipengaruhi oleh rasa senang seseorang, bukan hanya oleh data-data sesungguhnya.
Sehubungan dengal hal tersebut keuntungan yang sering diperoleh adalah dari penggunaan nilai keindahan sebagai pertimbangan untuk pembelian perlengkapan dan mesin-mesin kantor, misalnya sebuah kantor yang menarik, berpengaruh dan menguntungkan terhadap moral kantor, sehingga mengurangi kesulitan-kesulitan untuk mencari karyawan baru.
Sesungguhnya perlengkapan dan mesin-mesin kantor janganlah hanya dipandang sebagai alat-alat fisik untuk membantu karyawan-karyawan menyelesaikan pekerjaan mereka. Akan tetapi juga harus dipandang sebagai alat pendorong rohaniah, karena perlengkapan dan mesin-mesin kantor yang tepat membuat sikap yang positif dan sikap kerja sama serta membantu menempatkan karyawan dalam tempat yang tepat untuk bekerja secara efesien.
8. Prefensi karyawan
Pertimbangan ini sangat penting, karena unsur manusia menentukan apakah perlengkapan layak dipakai.
9. Pengaruh terhadap syarat-syarat karyawan
Sering penggunaan perlengkapan dan mesin-mesin kantor mengubah syarat-syarat, baik syarat mengenai jumlah karyawan maupun syarat mengenai tingkat kecakapan mereka. Juga harus mempertimbangkan mengenai pindahan, pengurangan dan latihan tenaga kerja.
10. Ramalan mengenai beban pekerjaan
Seperti halnya perencanaan tidak hanya volume dan jenis pekerjaan sekarang yang menjadi pertimbangan, akan tetapi juga kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan dari unit-unit untuk waktu yang akan datang, misalnya kebutuhan-kebutuhan 5 tahun yang akan datang harus dapat diperkirakan. Memang ramalan-ramalan demikian sering sulit untuk dikerjakan.
11. Kualitas pekerjaan dari pekerjaan kantor
Pengaruh perlengkapan mesin-mesin kantor terhadap ketelitian dan ujud kertas-kertas (surat-surat) harus dipertimbangkan. Apabila mempergunakan sebuah mesin untuk mengganti pekerjaan tangan maka biasanya akan menghasilkan ketelitian yang lebih besar, karena mesin cenderung membuat kesalahan yang lebih sedikit daripada manusia. Formulir-formulir yang dibuat dengan mesin umumnya tampak lebih baik, lebih rapih, lebih mudah dibaca dan lebih seragam jika dibandingkan dengan formulir-formulir tulisan tangan.
12. Keperluan untuk salinan-salinan dan data-data statistic
Pertimbangan-pertimbangan ini terutama bertujuan untuk memilih mesin kantor. Sebuah mesin dapat memberikan lebih banyak salinan dan hal ini untuk melengkapi data suatu macam dan dalam suatu bentuk yang tersedia. Menjadi pertimbangan pula, adanya salinan-salinan dan data tersebut apakah perlu dan dapatkaah melayani tujuan-tujuan hal ini, maka tersedianya data dan kertas-kertas (surat-surat) tambahan dapat mengakibatkan kegiatan pimpinan menjadi tidak efesien.
Selanjutnya kuhusus mengenai pembelian peralatan kantor harus diperhatikan hal-hal yang berikut :
a. Harus menghemat ruang kantor;
b. Tinggi meja dan kursi harus sepadan;
c. Tidak begitu berat, agar mudah dipindah-pindahkan:
d. Harus ada ruangan yang cukup di bawah sehingga mudah untuk membersihkan;
e. Fungsinya harus berhubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan;
f. Keawetan, perabot kantor yang dari logam lebih awet daripada perabot kantor dari kayu;
g. Resiko kebakaran, perabot kantor dari logam lebih baik daripada perabot kantor yang dibuat dari kayu terhadap bahaya kebakaran.








MANAJEMEN PERLENGKAPAN DAN PERALATAN KANTOR
Perencanaan kantor yang baik diperlukan pertimbangan tentang jenis-jenis perlengkapan kantor, perabot kantor dan mesin-mesin tertentu untuk dilakukan dengan cara kerja yang dikehendaki, berdasar urutan pekerjaan dan kecakapan yang diperlukan. Oleh karena itu pengetahuan tentang perlengkapan, perabot kantor, dan mesin-mesin amat penting untuk perencanaan kantor. Manager kantor tidak akan dapat memperoleh hasil yang sesuai dengan harapan apabila tidak diberikan alat-alat fisik yang baik.
A. ISTILAH PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
Kalau kita masuk ke sebuah kantor yang besar, kita akan dapat melihat berbagai perlengkapan kantor, antara lain meja, kursi, rak-rak almari, mistar, pelubang kertas, mesin ketik, dan mesin hitung. Kesemua alat disebut perlengkapan kantor. Jadi perlengkapan kantor terdiri atas bermacam peralatan kantor.
Peralatan kantor dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu :
1. Perabot Kantor
Perabot kantor dalam bahasa inggris disebut office furnitures. Perabot kantor biasanya meliputi meja tulis dengan kursinya, lemari arsip, meja biasa, rak, lemari besi dan perabot lainnya. Perabot kantor tersebut adalah peralatan kantor yang tidak habis dipakai.
Dua macam perabot kantor yang pasti dimiliki dan paling banyak dipergunakan dalam setiap kantor yaitu meja tulis dan kursinya. Oleh karena itu segala sesuatu tentang meja dan kursi itu perlu mendapat penelaahan terutama tentang ukuran, bentuk dan pertaliannya dengan luas lantai.
Meja tulis yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini :
a. Mulai permukaan meja sampai ke lantai tidak seluruhnya tertutup. Bagian bawahnya mempunyai kaki-kaki yang cukup terbuka, dengan demikian peradaran udara dapat berlangsung dengan lancar dan bagian kaki karyawan yang memakai tidak terasa panas. Juga meja kerja yang terbuka bawahnya memudahkan pembersihan lantai.
b. Permukaan meja tidak perlu berkilauan, sehingga dapat menyilaukan mata karyawan pemakainya. Permukaan meja juga tidak boleh berwarna hitam atau gelap, sebaiknya diberi warna yang muda dan terang. Pertentangan warna meja yang gelap dengan kertas yang umumnya berwarna putih mudah melelahkan mata.
c. Luas meja tidak perlu terlampau berlebihan. Permukaan meja yang terlampau luas umumnya tidak seluruhnya dipakai untuk bekerja. Bahkan sering kali dipergunakan sebagai tempat untuk memupuk berkas-berkas, benda-benda lain yang harus disimpan di dalam lemari atau pada rak tersendiri.
Perabot kantor yang sama pentingnya ddengan meja tulis ialah kursi, karena tanpa kursi tidak mungkin karyawan melaksanakan pekerjaan kantor. Kursi yang baik harus memenuhi syarat-syarat tertentu yang berhubungan dengan kesehatan dan kenikmatan pemakainya.
Menurut M.Ralph Barnes, dalam bukunya Motion and Time Study, bahwa kursi yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Kursi itu dapat diatur tinggi rendahnya sehingga cocok bagi pemakai;
b. Kursi itu kokoh sebaiknya kerangka dibuat dari baja;
c. Kursi sebaiknya disesuaikan dengan bentuk badan orang, yaitu bagian yang diduduki menyerupai sadel sehingga berat badan terbagi merata dan karyawan yang duduk merasa enak. Tepi dengan tempat duduk hendaknya berbentuk bulat;
d. Kursi itu mempunyai pelbagai macam pekerjaan ialah bila tinggi rendah kursi dan penyangga belakang dapat disesuaikan bagi pemakainya. Kursi yang dapat diputar dan dapat diatur tinggi rendahnya termasuk kursi yang baik.

2. Peralatan kantor yang habis dipakai (office supplies)
Peralatan kantor yang habis dipakai dalam bahasa inggris disebut office supplies. Menurut Coleman Maze peralatan yang habis dipakai ialah benda-benda yang habis dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan kantor. (those material consumed in the orons of the clerical forces).
Yang termasuk peralatan kantor ini misalnya pena, tinta, pita mesin tulis, karet penghapus, berkas, jepitan kertas, dan lain-lain.

B. JENIS PERALATAN KANTOR
Pada perencanaan suatu kantor harus pula dirumuskan mesin-mesin kantor apa saja yang akan dipergunakan. Penggunaan mesin-mesin kantor tergantung pada perencaanaan prosedur kerja, metoda-metoda kerja yang sesuai dengan kebijaksanaan organisasi dan kebutuhan karyawan.
Kantor yang terencana dengan tepat tentu perlu memiliki mesin dan mesin-mesin itu berguna dengan baik. Dalam hal ini harus pula mempertimbangkan faktor orang yang melakukan pekerjaan yang turut mempengaruhi penggunaan mesin-mesin, prosedur-prosedur dan metoda-metoda.
Jenis mesin, prosedur dan metoda serta orang-orang yang melakukan pekerjaan saling mempengaruhi.
Beberapa keuntungan dan kerugian penggunaan mesin kantor.
Perlu diketahui bahwa memang terdapat keuntungan-keuntungan yang berlainan dengan penggunaan mesin-mesin yang berbeda kondisinya.
Mungkin dalam keadaan tertentu salah satu mesin lebih banyak memberikan keuntungan dari pada mesin yang lain.
Keuntungan-keuntungan penggunaan mesin-mesin kantor umumnya sebagai berikut :
a. Menghemat tenaga kerja, sehingga sebagian karyawan dapat pindah melakukan pekerjaan lain;
b. Menghemat waktu, misalnya dalam membuat daftar gaji;
c. Meningkatkan ketelitian dan memperbaiki mutu pekerjaan, misalnya bekerja dengan mesin-mesin hitung dapat memberikan ketelitian secara mekanis, memudahkan pemeriksaan;
d. Mengurangi rasa bosan jika dibandingkan dengan metoda tertulis;
e. Pekerjaan tampak lebih baik, misalnya surat-surat yang diketik tampak lebih rapih apabilaa dibandingkan dengan tulisan tangan;
f. Mencegah penggelapan, misalnya mesin-mesin untuk menulis cek;
g. Mengurangi kelebihan karyawan dan meningkatkan mutu pekerjaan;
h. Memberikan informasi yang lebih cepat dan lebih banyak kepada pemimpin jika dibandingkan dengan waktu sebelumnya, misalnya dengan mempergunakan sebuah computer elektronik.
Adapun kerugian-kerugian yang tampak pada penggunaan mesin kantor sebagai berikut :
a. Mesin tidak dapaat menyelesaikan pekerjaan yang memerlukan kecerdasan yang tinggi, misalnya masih memerlukan akuntan, meskipun mempergunakan mesin hitung.
b. Tingkat penyusutan dari beberapa mesin tinggi, misalnya dengan timbulnya mesin hitung elektronis yang mengakibatkan mesin hitung yang ada cepat menjadi kuno (out of date0;
c. Sulit mendapatkan operator-operator mesin yang terlatih, atau biaya untuk melatih terlalu tinggi;
d. Pengaruhnya terhadap sistem-sistem perkantoran, misalnya penggunaan sebuah computer dapat mengakibatkan perubahan sistem perkantoran;
e. Keluwesan dari beberapa metoda mesin ternyata kurang;
f. Lebih mudah memindahkan karyawan-karyawan dari bagian yang satu ke bagian yang lain, dari pada memindahkan beberapa mesin tertentu;
g. Membuat suara gaduh dalam kantor, kecuali apabila mesin-mesin dipisahkan tempatnya dari karyawan-karyawan;
h. Beberapa mesin harganya sangat mahal;
i. Kesulitan dalam pemeliharaan mesin.

C. RINCIAN PERALATAN KANTOR
Macam-macam mesin kantor yang penting dan paling banyak dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan kantor :
1. Punched Card machines/mesin kartu berlubang;
2. Marginal Punched Card machines;
3. Accounting machines/mesin pembukuan;
4. Adding machines/mesin jumlah;
5. Calculating machines/mesin hitung;
6. Typerwriters/mesin ketik;
7. Addressing machines/mesin pembubuh alamat;
8. Composing machines/mesin pengatur garis pinggir;
9. Reproducing machines/mesin pengganda;
10. Dictating machines/mesin pengimlaan;
11. Microfilming machines;
12. Folding and inserting machines;
13. Postage maters;
14. Collacting machines;
15. Check writers, protectore, signers;
16. Copy holders;
17. Counters;
18. Daters and time stamps;
19. Staplers;
20. Inter communication units;
21. Labeling machines;
22. Letter openers;
23. Numbering machines;
24. Paper cutters and deiles.

D. ASAS-ASAS PENGADAAN PERALATAN KANTOR
Jika memenuhi peralatan kantor, harus memperhatikan asas-asas pengadaan peralatan, sebab pengadaan alat-alat yang tidak sesuai dengan kebutuhan akan menimbulkan pemborosan. Adapun asas-asas itu :
1. Pekerjaan dan cara penyelesaian
Harus merumuskan tujuan pekerjaan dengan jelas dan seksama untuk menjamin pencapaiannya. Selain itu harus menentukan cara yang terbaik untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, dan cara itu harus benar-benar merupakan pilihan efektif dari beberapa kemungkinan.
2. Kebutuhan karyawan secara perorangan
Keputusan untuk menggunakan peralatan atau mesin kantor harus berdasarkan kebutuhan karyawannya. Pemakaian peralatan oleh orang lain bukan merupakan alas an yang cukup untuk dapat menerima, misalnya dalam menggunakan suatu peralatan tertentu, penentuan ukuran dan jenis apa sangat penting.
Pendekatan kebutuhan perorangan ini amat penting karena berhubungan dengan penggunaan mesin-mesin kantor.
3. Penghematan jumlah dan nilai waktu seluruhnya
Sebuah mesin kantor yang masih baru mungkin dapat menyelesaikan pekerjaan lebih cepat, akan tetapi yang menjadi pertimbangan penting bukan segi kecepatan melainkan penghematan dalam keseluruhan waktu, jumlah, dan nilainya. Penghematan-penghematan tidak akan diperoleh apabila waktu sesuatu unit tidak baik digunakan.
Penggabungan pekerjaan, keluwesan kesatuan untuk menyelenggarakan bermacam-macam pekerjaan dan kemampuannya untuk jumlah pekerjaan yang berlainan mempengaruhi volume pekerjaan.
Selain jumlah waktu, penggunaan waktu yang hemat harus berupaya agar menguntungkan. Waktu yang dihemat harus dipergunakan untuk pekerjaan kantor lain yang produktif.


4. Keluwesan penggunaan peralatan kantor
Penghematan dapat diperoleh dari kemungkinan penggunaan perlengkapan atau mesin-mesin kantor tersebut bagi bermacam-macam pekerjaan kantor. Umumnya dapat dibenarkan penggunaan perlengkapan atau mesin-mesin kantor apabila dapat dipergunakan secara efektif pula untuk bermacam-macam pekerjaan kantor.
5. Harga dan penanaman modal
Masalah harga selalu merupakan bahan pertimbangan yang oenting bagi pemimpin. Harga atau nilai perlengkapan mesin-mesin kantor harus dipertimbangkan dan dibandingkan dengan kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari pelayanan yang diberikan oleh pekerjaan kantor kepada para pelanggan. Dengan kata lain harus dipertimbangkan kemungkinan hasil yang akan diterima dengan yang harus dibayar. Pembelian perlengkapan dan mesin-mesin kantor yang berdasarkan pertimbangan yang tepat akan mengakibatkan penghematan sehingga akan mengurangi penanaman modal.
6. Kemampuan dari perlengkapan dan mesin-mesin.
Adalah suatu bahwa penggunaan perlengkapan dan mesin untuk berbagai pekerjaan kantor secara efesien. Dalam penggunaan mesin, hasilnya dapat ditentukan oleh pengalaman pemakai mesin-mesin tersebut, oleh karena itu karyawan karyawan-karyawan yang ada harus dipertimbangkan ketika membeli mesin-mesin kantor.
7. Nilai keindahan
Wajah/rupa kantor amat penting dan seperti diketahui nilai-nilai keindahan sangat subyektif dan sangat dipengaruhi oleh rasa senang seseorang, bukan hanya oleh data-data sesungguhnya.
Sehubungan dengal hal tersebut keuntungan yang sering diperoleh adalah dari penggunaan nilai keindahan sebagai pertimbangan untuk pembelian perlengkapan dan mesin-mesin kantor, misalnya sebuah kantor yang menarik, berpengaruh dan menguntungkan terhadap moral kantor, sehingga mengurangi kesulitan-kesulitan untuk mencari karyawan baru.
Sesungguhnya perlengkapan dan mesin-mesin kantor janganlah hanya dipandang sebagai alat-alat fisik untuk membantu karyawan-karyawan menyelesaikan pekerjaan mereka. Akan tetapi juga harus dipandang sebagai alat pendorong rohaniah, karena perlengkapan dan mesin-mesin kantor yang tepat membuat sikap yang positif dan sikap kerja sama serta membantu menempatkan karyawan dalam tempat yang tepat untuk bekerja secara efesien.
8. Prefensi karyawan
Pertimbangan ini sangat penting, karena unsur manusia menentukan apakah perlengkapan layak dipakai.
9. Pengaruh terhadap syarat-syarat karyawan
Sering penggunaan perlengkapan dan mesin-mesin kantor mengubah syarat-syarat, baik syarat mengenai jumlah karyawan maupun syarat mengenai tingkat kecakapan mereka. Juga harus mempertimbangkan mengenai pindahan, pengurangan dan latihan tenaga kerja.
10. Ramalan mengenai beban pekerjaan
Seperti halnya perencanaan tidak hanya volume dan jenis pekerjaan sekarang yang menjadi pertimbangan, akan tetapi juga kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan dari unit-unit untuk waktu yang akan datang, misalnya kebutuhan-kebutuhan 5 tahun yang akan datang harus dapat diperkirakan. Memang ramalan-ramalan demikian sering sulit untuk dikerjakan.
11. Kualitas pekerjaan dari pekerjaan kantor
Pengaruh perlengkapan mesin-mesin kantor terhadap ketelitian dan ujud kertas-kertas (surat-surat) harus dipertimbangkan. Apabila mempergunakan sebuah mesin untuk mengganti pekerjaan tangan maka biasanya akan menghasilkan ketelitian yang lebih besar, karena mesin cenderung membuat kesalahan yang lebih sedikit daripada manusia. Formulir-formulir yang dibuat dengan mesin umumnya tampak lebih baik, lebih rapih, lebih mudah dibaca dan lebih seragam jika dibandingkan dengan formulir-formulir tulisan tangan.
12. Keperluan untuk salinan-salinan dan data-data statistic
Pertimbangan-pertimbangan ini terutama bertujuan untuk memilih mesin kantor. Sebuah mesin dapat memberikan lebih banyak salinan dan hal ini untuk melengkapi data suatu macam dan dalam suatu bentuk yang tersedia. Menjadi pertimbangan pula, adanya salinan-salinan dan data tersebut apakah perlu dan dapatkaah melayani tujuan-tujuan hal ini, maka tersedianya data dan kertas-kertas (surat-surat) tambahan dapat mengakibatkan kegiatan pimpinan menjadi tidak efesien.
Selanjutnya kuhusus mengenai pembelian peralatan kantor harus diperhatikan hal-hal yang berikut :
a. Harus menghemat ruang kantor;
b. Tinggi meja dan kursi harus sepadan;
c. Tidak begitu berat, agar mudah dipindah-pindahkan:
d. Harus ada ruangan yang cukup di bawah sehingga mudah untuk membersihkan;
e. Fungsinya harus berhubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan;
f. Keawetan, perabot kantor yang dari logam lebih awet daripada perabot kantor dari kayu;
g. Resiko kebakaran, perabot kantor dari logam lebih baik daripada perabot kantor yang dibuat dari kayu terhadap bahaya kebakaran.

FORMASI DAN JABATAN

PENATAUSAHAAN FORMASI DAN JABATAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

A. FORMASI JENJANG JABATAN DAN KEPANGKATAN
Kata formasi berasal dari bahasa Belanda Formatie dan bahasa Inggris Formation yang berarti susunan berdasarkan undang-undang pokok kepegawaian No. 8 tahun 1974 menetapkan formasi Pegawai Negeri Sipil di kalangan pemerintah dijelaskan bahwa:
Formasi kepegawaian adalah penentuan jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri sipil diperlukan untuk melaksanakan tugas pokok ditetapkan oleh pejabat yang berwenang, sedangkan peraturan pemerintah No. 5 tahun 1979 pasal 1 menjelaskan lebih lanjut, bahwa formasi kepegawaian adalah jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan oleh susunan organisasi Negara untuk melaksanakan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu, ditetapkan oleh menteri yang bertanggung jawab dalam bidang penerbitan dan penyempurnaaan Aparatur Negara.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penempatan Formasi
Faktor yang mempengaruhi penempatan formasi diatur dalam pasal 2 peraturan pemerintah nomor 5 tahun 1976 yang menyatakan bahwa formasi untuk masing-masing satuan organisasi Negara disusun berdasarkan:
a. Jenis pekerjaan adalah macam-macam pekerjaan yang harus dilakukan oleh suatu satuan organisasi dalam melaksanakan tugas pokoknya misalnya pengetikan pemeliharaan arsip, penelitian, dan lain-lain.
b. Sifat Pekerjaan
Sifat pekerjaan yang mempengaruhi penetapan formasi lamanya waktu yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan itu. Sebagaimana diketahui pekerjaan pada umumnya dapat dilakukan selama 24 jam terus menerus memerlukan pegawai yang lebih banyak.
c. Perkiraan beban kerja dan kemampuan Pegawai Negeri sipil dalam jangka waktu tertentu
Yang dimaksud dengan beban kerja adalah frekwensi rata-rata, masing-masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. Perkiraan beban kerja masing-masing satuan organisasi dapat dilakukan berdasarkan perhitungan/pengalaman. Misalnya perkiraan beban kerja pengetikan dan pengangendaan dapat didasarkan jumlah dan jenis perkara yang terjadi pada waktu dan daerah tertentu.
Apabila sudah dapat diperkirakan beban kerja masing-masing satuan organisasi, untuk menentukan jumlah pegawai yang diperlukan ditetapkan perkiraan kapasitas seseorang Pegawai Negeri.
d. Prinsip Pelaksanaan Tugas
Prinsip pelaksanaan pekerjaan sangat berpengaruh dalam menentukan formasi, misalnya apabila ditentukan bahwa membersihkan ruangan dan merawat pekerjaaan harus dikerjakan oleh satuan organisasi yang bersangkutan, maka harus diangkat pegawai untuk menjalankan pekerjaan itu.
e. Jenjang dan jumlah pangkat pekerjaan yang tersedia, jenjang jumlah dan jabatan yang tersedia dalam masing-masing satu organisasi harus selalu diperhatikan dalam menentukan formasi, sehingga dengan demikian dapat dipelihara piramida kepangkatan dan jabatan yang sehat.
f. Peralatan yang tersedia
Peralatan yang tersedia diperkirakan akan tersedia dalam melaksanakan tugas pokok mempengaruhi penentuan jumlah pegawai yang diperlukan.

B. PANGKAT DAN JABATAN
Pangkat adalah kedudukan yang mennunjukan tingkat seorang Pegawai Negeri Sipil dalam susunan kepegawaian dan yang digunakan sebagai dasar pengajuan, oleh karena itu setiap Pegawai Negeri Sipil diangkat dengan pangkat tertentu, sedangkan jabatan adalah merupakan kedudukan tugas, tanggung jawab wewenang dan hak seorang PNS dalam susunan organisasi.
Dalam hal ini pangkat dan jabatan di lingkungan PNS harus seiring dan sejalan dalam pengangkatan seseorang PNS sebab penyediaan jenjang dan jumlah jabatan yang tersedia dan masalah pangkat itu sendiri haruslah diatur disesuaikan dengan besar kecilnya organisasi serta banyak sedikitnya volume menduduki pekerjaan yang ada. Jumlah jabatan pimpinan dan syarat menduduki jabatan merupakan fokus dalam masalah formasi kepegawaian. Contoh Pangkat (ABRI)
1. Prajurit Dua (Prada);
2. Prajurit Satu (Pratu);
3. Kopral Dua;
4. Kopral Satu dan sebagainya.
Jabatan Struktural Perguruan Tinggi
1. Guru Besar
2. Lektor Madya
3. Lektor
4. Lektor Madya
5. Lektor Muda
Jabatan Struktural SD, SMTP, dan SMTA
1. Pengawas
2. Kepala SMTA
3. Kepala SMTP
4. Penilik TK/SD
5. Kepala SD
Jabatan Guru
1. Guru Utama
2. Guru Utama Madya
3. Guru Utama Muda
4. Guru Pembina Tingkat I
5. Guru Pembina
6. Guru Dewasa Tingkat I
7. Guru Dewasa
8. Guru Madya Tingkat I
9. Guru Madya
10. Guru Muda Tingkat I
11. Guru Muda
12. Guru Pratama Tingkat I
13. Guru Pratama
Jenjang Jabatan Swasta
1. Direktur Utama/Presiden Direktur
2. Kabag Umum
3. Kabag Personalia
4. Kabag Keuangan
5. Kabag Produksi
6. Kabag Pemasaran
7. Kabag Penjualan
8. Kabag Rumah Tangga dan Perlengkapan
9. Kabag Administrasi
10. Kabag Humas
Jenjang Jabatan Militer
1. Panglima ABRI
2. Kapuspen ABRI
3. Kasospol ABRI
4. Menhankam ABRI
5. Kasad/Kasau/Kasal/Kapolri
6. Pangdam/Pangarmatim/Panagrmabar
7. Kodam
8. Kodim/Dandim
9. Danramil
10. Kapolres

C. PENGGAJIAN
1. Pengertian
Gaji sering juga disebut upah. Keduanya merupakan bentuk kompensasi, yakni imbalan jasa yang diberikan secara teratur atas prestasi kerja yang diberikan oleh seorang pegawai. Perbedaan antara upah dan gaji hanya terletak pada kuatnya ikatan kerja dan jangka waktu penerimaannya.
Seseorang menerima gaji apabila ikatan kerjanya kuat, sedangakan seseorang menerima upah apabila ikatan kerjanya kurang kuat.
Dilihat dari jangka waktu penerimaannya, gaji pada umumnya diberikan setiap bulan, sedangkan upah diberikan setiap hari atau setiap minggu.
Bentuk pemberian upah atau gaji dapat berupa:
1. Uang;
2. Barang-barang innatura;
3. Kesempatan untuk menikmati, misalnya pelungguh atau bengkok yang diberikan untuk Kepala Desa (Lurah) di beberapa daerah di Jawa khususnya.
Pada dasarnya setiap pegawai negeri beserta pegawainya harus dapat hidup layak dari gajinya, sehingga ia dapat memusatkan perhatian dan kegiatannya untuk melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya. Gaji adalah balas jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seorang pegawai negeri dan hasil kerjanya.

2. Peranan Gaji
Gaji mempunyai peranan penting bagi seorang pegawai, karena:
a. Dengan gaji yang cukup, pegawai akan bekerja dengan baik.
b. Gaji yang cukup dapat mendorong pegawai unuk menyumbangkan jasa dan tenaga semaksimal mungkin sendiri dengan kemampuannya.
c. Dengan gaji yang cukup, pegawai dapat memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan hidup pegawai sendiri maupun keluarganya.
d. Gaji yang cukup dapt memberikan status sosial seseorang dalam masyarakat.
e. Dengan gaji yang cukup dapat diharapkan loyalitas atau kesetiaan pegawai terhadap instansi mengabdikan diri.
f. Gaji yang cukup dapat memberikan ketenangan, ketentraman, dan kesenangan pegawai dalam melaksanakan tugasnya.

3. Sistem Penggajian
Ada 3 (tiga) macam sistem penggajian, yaitu:
a. Sistem Skala Tunggal
Dalam sistem skala tunggal gaji yang sama diberikan kepada pegawai yang memiliki pangat sama dengan tidak atau kurang memperhatikan sifat pekerjaan yang dilakukan dan beratnya tanggung jawab di dalam melaksanakan pekerjaan.
b. Sistem Skala Ganda
Adalah sistem penggajian yang menentukan besarnya gaji bukan hanya di dasarkan pada pangkat, tetapi juga sifat pekerjaan yang dilakukan, prestasi kerja yang dicapai, dan beratnay tanggung jawab yang dipikul dalam melaksanakan pekerjaan itu.
c. Sistem Skala Gabungan
Adalah sistem penggajian yang merupakan perpaduan antara sistem skala tunggal dan sistem skala ganda.
Dalam sistem skala gabungan besarnya gaji pokok pegawai negeri yang berpangkat sama ditentukan sama pula. Di samping itu diberikan tunjangan kepada pegawai negeri yang memikul tanggung jawab yang berat, pencapaian prestasi atau melakukan pekerjaan tertentu yang sifatnya memerlukan perhatian dan pengarahan tenaga.
Sistem ini hanya dapat dilaksanakan dengan baik apabila analisis, klarifikasi dan evaluasi jabatan yang lengkap. Pasal 7 UPK 1974 yang bunyinya setiap pegawai negeri berhak memperoleh gaji yang layak sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawab, pada dasarnya bermaksud meletakkan landasan menuju sistem penggajian berdasarkan sistem skala ganda atau sistem skala gabungan.
Perlu diketahui, bahwa sistem skala tunggal, gaji ditetapkan atas dasar pangkat yang di pangku. Sebagai contoh peraturan nomor 7 tahun 1977 mengenai 17 jenjang pangkat, dan untuk masing-masing jenjang ditetapkan skala gaji sendiri. Oleh karena itu, golongan dan ruang dalam PGPNS disebut juga “Golongan dan Ruang Gaji”. Dalam sistem gaji yang didasarkan atas jabatan, pegawai yang menduduki jabatan yang lebih tinggi menerima gaji lebih besar dari pada pegawai yang menduduki jabatan lebih rendah.

4. Kenaikan Gaji Berkala, Gaji Istimewa Dan Tunjangan
a. Kenaikan Gaji Berkala
Kepada PNS yang telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dapat diberikan kenaikan gajiberkala.
Syarat-syarat untuk mendapat kenaikan gjai brkala:
1. Pegawai yang bersangkutan telah mencapai masa kerja golongan yang ditentukan untuk kenaikan gaji berkala.
2. Nilai rata-rata DP3 sekurang-kurangnya cukup.
Prosedur kenaikan gaji berkala yaitu dengan SPTGK (Surat Pemberitahuan Tentang Kenaikan Gaji) dari pimpinan unit atau kantor yang bersangkutan kepada KPS setempat.
Apabila PNSyang bersangkutan belum memenuhi syarat yang ditentukan. Kenaikan gaji berkala ditunda paling lama satu tahun
Penundaan gaji berkala ini tidak merupakan hukuman disiplin PNS melainkan hanya akibat tidak terpenuhinya syarat-syarat yang telah ditentukan.
Kenaikan gaji berkala menambah pendapatan pegawai yang bersangkutan, memberikan kepuasa dan menumbuhkan rasa diperhatikan oleh pimpinan. Dengan kenaikan gaji berkala semangat kerja pegawai bertambah.

b. Kenaikan Gaji Istimewa
Kepada PNS yang dalam DP3 mendapat niali “amat baik” dapat diberikan kenaikan gaji istimewa.
Kenaikan gaji istimewa hanya dapat diberikan kepada PNS yang telah nyata menjadi teladan bagi pegawai lain di lingkungan kerjanya. Maksud pemberian kenaikan gaji istimewa adalah untuk mendorong PNS agar bekerja lebih baik. Kenaikan gaji istimewa hanya berlaku dalam pangkat yang dijabat oleh PNS yang bersangkutan pada saat pemberian kenaikan gaji istimewa itu.
Pemberian kenaikan gaji istimewa memerlukan pertimbangan seksama oleh sebab itu hanya dilakukan dengan keputusan menteri atau pimpinan lembaga yang bersangkutan. Surat keputusan pemberian kenaikan gaji istimewa dikeluarkan dua bulan sebelumnya gaji istimewa berlaku.

c. Tunjangan
Selain gaji pokok, kepada PNS diberikan berbagai macam tunjangan antara lain :
1. Tunjangan keluarga, meliputi :
a. Tunjangan suami/istri sebesar 5% dari gaji pokok, dengan ketentuan apabila suami dan istri kedua-duanya berkedudukan sebagai pegawai negeri, maka tunjangan suami/istri diberikan kepada pegawai yang mempunyai gaji pokok lebih besar.
b. Tunjanan anak sebesar 2% dari gaji pokok.
2. Tunjangan pangan :
a. Tunjangan pangan ( beras ) bentuk natura.
b. Tunjangan pangan dalam bentuk uang diberikan kepada PNS di daerah terpencil.
3. Tunjangan khusus pajak pegawai dalam rangkla pengenaan pajak penghasilan (PPh) kepada PNS diberikan sesuai dengan ketentuan termaksud dalam surat edaran.
4. Tunjangan sandang, misalnya untuk pegawai DLLAJP, beacukai dan lain-lain
5. Tunjangan jabatan, dibagi menjadi :
a. Tunjangan jabatan structural, yaitu tunjangan yang diberikan kepada PNS karena kedudukan nya pada jabatan structural
b. Tunjangan fungsional, yaitu tunjangan kepada PNS yang menduduki jabatan fungsional, seperti:
 Dosen PTN
 Guru
 Ahli peneliti
 Hakm jaksa
 Petugas sandi dan lain-lain

D. PEMBINAAN KARIER
1. Pengertian dan ruang lingkup pembinaan karier
Berdasarkan UU No. 8 tahun 1974, tentang pokok-pokok pembinaan kepegawaian yang menyatakanbahwa pembinaan PNS dilaksanakan berdsarkan system karier dan system prestasi kerja. Karier dalam bahasa Belanda “CARRIAKE”. Sedangkan bahasa Inggris “CARRER” yang diartikan dalam bahasa Indonesia si Pekerjaan dan keberhasilan usaha seumur hidup.
Dari istilah diatas karier mempunyai berbagai macam pengertian antara lain :
a. Karier adalah kemajuan yang dicapai oleh seorang pegawai untuk seluruh masa kariernya, bahkan seumur hidupnya dalam lapangan pekerjaan.
b. Karier merupakan rangkaian pekerjaan dalam berbagai bidang/kejujuran yang dialami oleh seseorang, yang kadang-kadang antara jenis pekerjaan yang satu dan pekerjaan yang lain pernah dialami tidak mempunyai hubungan yang erat.

Berdasarkan pekerjaan ini dapat diketahui bahwa ruang lingkup pembinaan karier meliputi dua hal, yaitu :
a. Segala usaha untuk menciptakan kondisi dalam suatu lapangan pekerjaan yang membuka kemungkinan nyata bagi seseorang pegawai untuk meraih kemajuan-kemajuan yang berarti sehingga pegawai itu tertarik untuk menjadikan lapangan pekerjaan sebagai tabiat bekerja seumur hidupnya.
b. Segala usaha untuk membantu seorang pegawai mengembangkan diri sampai batas kemampuan yang tertinggi, sesuai dengan bakat, keahlian, dan minatnya dalam lapangan pekerjaan itu.


2. Dasar Pertimbangan
Pembinaan karier didalam perusahaan didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
1. Manusia merupakan unsure yang paling pokok yang dapat menentukan usaha pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
2. Manusia dalam kehidupannya, baik sebagai individu/kelompok sebagai makhluk social, pada prinsipnya mempunyai keinginan untuk maju dan berkembang sesuai dengan batas-batas kemampuannya.
3. Dalam usaha meningkatkan mutu dan keterampilan serta memupuk kegairahan kerja pegawai, perlu dilaksanakan pembinaan pegawai sebaik-baiknya atas dasar system karier.
4. Meletakkan setiap pegawai yang sesuai dengan keahliannya yang paling menguntungkan baik perusahaan maupun bagi pegawai.

3. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam pembinaan karier
a. Penjelasan jabatan
Karena di dalam setiap bentuk usaha, apabila dalam bentuk usaha yang sangat kompleks, terdapat berbagai macam jabatan dan masing-masing jabatan mempunyai bobot kerja yang berbeda-beda, maka perlu diadakan pembobotan jabatan. Pembobotan kerja dapat dibuat dengan mengadakan analisis jabatan.
b. Diusahakan struktur organisasi yang mempunyai seragam (uniform) jelas dan tepat yang disesuaikan dengan perkembangan organisasi dan perusahaan.
c. Peralatan pekerjaan harus dijalankan dengan sebaik-baiknya sehingga merupakan landasan pertimbangan penilaian.
d. Pengadaan mutasi pegawai ada 2 (dua macam), yaitu ;
1. Mutasi yang bersifat promosi adalah pemindahan seorang pegawai yang telah memenuhi syarat ke jenjang jabatan yang lebih tinggi. Pada mutasi ini hendaknya terlebih dahulu dilakukan latihan jabatan (job training) atau ujian jabatan.
2. Mutasi vertical bersifat demosi (penurunan jabatan) adalah pemindahan jabatan ke jenjang jabatan yang lebih rendah, mutasi ini hendaknya dilakukan atas dasar pencatatan pekerjaan (merit rating) yang dilakukan oleh suatu tim atau panitia.
e. Kenaikan golongan atau pangkat hendaknya dilakukan secara obyektif.
f. Dalam pengisian lowongan jabatan, sebaiknya dilakukan dari dalam (mutasi atau promosi) tanpa meninggalkan factor prestasi kerja pegawai yang bersangkutan.
g. Seleksi hendaknya dilaksanakan sedemikian rupa sehingga dapat menjamin pelamar yang memenuhi pelamar yang memenuhi persyaratan maksimum saja (hanya pelamar yang baik) dapat diterima.

4. Prinsip-prinsip dan factor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pembinaan karier antara lain
a. Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagai pegawai untuk maju.
b. Mengusahakan adanya syarat-syarat kerja lingkungan kerja yang menyenangkan.
Kedua prinsip itu bertujuan untuk menarik dan mempertahankan pegawai agar mereka tidak keluar dari perusahaan, selama pegawai itu masih aktif bekerja di perusahaan tersebut.
Maka untuk menunjang prinsip tersebut factor-faktor yang diperhatikan yaitu :
a. Adanya jaminan social yang baik.
b. System penggajian yang baik maksudnya gaji tersebut dapat menunjang kesejahteraan pegawai.
c. System kepangkatan yang menarik.
d. Hubungan kerja yang harmonis.
e. Memperhatikan prestise pegawai.


5. Factor-faktor yang dinilai dalam rangka pembinaan karier
Suatu azas dalam bidang kepegawaian yaitu penempatan pegawai harus sesuai dengan bidang dan keahliannya, dengan istilah “the right man in the right place” (untuk mendapatkan orang-orang yang tepat pada tempat yang tepat pula) sehingga penilaian terhadap prestise kerja orang/pegawai yang bersangkutan.

6. Macam-macam system karier
Ada beberapa langkah macam-macam system karier antara lain :
1. System karier tertutup adalah bahwa pangkat dan jabatan yang ada dalam suatu organisasi hanya diisi oleh pegawai yang telah ada di dalam organisasi dan tertutup bagi orang luar.
2. System karier terbuka adalah bahwa pangkat dan jabatan dapat diisi/diduduki oleh orang diluar organisasi dengan ketentuan harus mempunyai kecakapan yang diperlukan.
3. Program karier merupakan salah satu system yang pada prinsipnya menghendaki agar para pegawai tetap berada dalam bidang pekerjaan tertentu, misalnya sebagai ahli peneliti dan lain-lain.
4. The position concept merupakan system karier yang menitikberatkan perhatiannya terhadap posisi dan tugas dari setiap pegawai yang erat sekali hubungannya dengan pengembangan perusahaan.
Dengan demikian dalam system ini sebelum dipilih orang yang harus menduduki suatu posisi ditetapkan terlebih dahulu jenis tugas/pekerjaan yang harus dikerjakan.
5. The personal rank concept merupakan system kepegawaian pengangkatan seorang pegawai didasarkan atas orang-orang yang cakap pada umunya, dan ditempatkan/diberi tugas pada saat tertentu dapat diberikan tugas lain sesuai dengan kepentingan perusahaan yang bersangkutan dan kecakapan masing-masing.
6. Karier organisasi merupakan pegawai yang diberikan kemungkinan/anjuran untuk berpindah-pindah kebagian-bagian dari kantor dalam suatu organisasi.


























PENATAUSAHAAN BIMBINGAN DAN PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

A. PEMBINAAN KEMAMPUAN DAN KETERAMPILAN KERJA

Setiap pekerja menggunakan kemampuan badan dan jiwanya dalam melakukan kegiatan ketika ia bekerja, yang terikat pada tata cara, dan tata tertib kerja yang berlaku dilingkungan kerja masing-masing. Para pekerja harus dikembangkan dan pembinaan kemampuan bekerja sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Untuk mempertinggi mutu para pegawai, baik pengetahuan, kemampuan, keterampilan, bakat maupun mentalnya kepada para pekerja yang dibina dan dibimbing, agar pekerja dapat meningkatkan prestasi kerja secara efektif dan efesien.
Pada setiap organisasi menghendaki seluruh karyawan mampu mengembangkan tenaga dan pikirannya kepada perusahaan dan pihak karyawanpun mengharapkan organisasi tersebut memperhatikan haknya. Pembinaan pegawai yang dilakukan oleh unit kepegawaian dimulai sejak seleksi, wawancara, latihan, magang pada masa percobaan sampai setelah diangkat menjadi pegawai tetap.
Pembinaan pegawai bermaksud sebagai pendayagunaan sumber daya manusia baik dari segi kualitas maupun kuantitas, yang mempengaruhi factor dan kondisi pengembangan pegawai pada suatu organisasi. Pembinaan ini bertujuan :
1. Para pegawai siap memasuki dunia kerja dan segera bekerja secara produktif.
2. Suatu kegiatan atau usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seorang pegawai dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu.
3. Untuk mengembangkan pegawai baik bidang kecakapan, keterampilan, keahlian maupun sikap dan tingkah laku pegawai.
4. Untuk mengembangkan semangat pegawai dan mempertinggi stabilitas pegawai.

Pembinaan pegawai semasa mereka berdinas yang dilakukan dengan program yang tepat, pelaksanaan seksama dan penilaian obyektif akan menguntungkan baik pihak organisasi maupun yang karyawan.
Organisasi akan memperoleh keuntungan sebagai akibat penyelenggaraan pembinaan latihan atau pendidikan yang dilaksanakan oleh unit kepegawaian. Sebaliknya, pihak karyawan juga memetik keuntungan sebagai akibat mereka mengikuti latihan secara timbale balik yang diperoleh baik bagi organisasi maupun karyawan.





KEUNTUNGAN PEMBINAAN LATIHAN/PENDIDIKAN PEGAWAI BAGI ORGANISASI DAN KARYAWAN

Keuntungan Pihak Organisasi Keuntungan Pihak Karyawan
1. Menambah efesiensi pelaksanaan kerja
2. Mengurangi pengawasan
3. Menambah produktivitas
4. Mengurangi pemborosan
5. Mengurangi kecelakaan kerja
6. Mengurangi mutasi
7. Melayani kesinambungan kelestarian organisasi 1. Menambah semangat kerja
2. Meningkatkan persiapan karier pegawai
3. Menambah rasa harga diri karena pegawai menguasai bidang pekerjaanya
4. Menambah kepandaian, keterampilan, menguasai teori dan praktek kerja

Sasaran pembinaan kemampuan kerja karyawan adalah dapat mengarahkan peningkatan pengetahuan kecakapan keterampilan dan sikap pegawai sehingga mereka menjadi lebih berprestasi kerja. Oleh karena itu, analisis kebutuhan tenaga sesuai dengan bidang pekerjaan dan volume kerja sangat penting dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil kemampuan pembinaan kerja pegawai.
Kemampuan kerja pegawai akan menghasilkan prestasi kerja, prestasi kerja yang tinggi akan mengakibatkan produktivitas-produktivitas hasil keuntungan organisasi harus dinikmati pula oleh karyawan. Oleh karena itu, pembinaan kesejahteraan karyawanpun menjadi bagian penting untuk pegawai dan kesejahteraan akan diuraiakan berikutnya.

B. PEMBINAAN KESEJAHTERAAN
Pada dasarnya karyawan sebagai sumber penghasilan jasa dan produksi akan terus berprestasi kalau pihak organisasi memperhatikan kesejahteraannya, kesejahteraan pegawai meliputi pula kesejahteraan keluarga, kesejahteraan pegawai dan keluarganya tidak menjadi tanggung jawab mutlak oleh organisasi yang bersangkutan.
Kesejahteraan pegawai tidak hanya bersifat material (uang, barang) tetapi juga kesejahteraan spiritual, seperti santapan rohani, jaminan rasa aman, jaminan kesehatan, penghargaan dan pujian. Secara garis besar organisasi selalu berusaha untuk mensejahterakan karyawannya dengan menjalankan system penggajian dan pengupahan yang adil. Disamping gaji, pegawai diberi tunjangan natura seperti kebutuhan bahan pokok, tunjangan kesehatan, jabatan, dan adapula yang diberi bonus setiap akhir tahun sesuai dengan keuntungan perusahaan.
Organisasi juga membina kesejahteraan spiritual pegawai dalam bentuk jaminan hukum, jaminan hari tua, asuransi kecelakaan, asuransi kesehatan, asuransi hari tua (pension). Dibanding karier, misalnya, pegawai dinilai dengan adil, dijamin hak kenaikan pangkatnya serta diberi penghargaan dan pujian.
Kesejahteraan jasmani dan rohani penting dibina, agar tetap bergairah untuk prestasi kerja. Bagi organisasi yang sudah maju, pegawai memperoleh jaminan perumahan, kendaraan, dan bahkan anak-anaknya yang berprestasi di sekolah dijadikan anak asuh perusahaan dan diberi beasiswa.
Selain hal itu, organisasi atau perusahaan ada yang menyelenggarakan rekreasi sehat bagi karyawan dan keluarganya, perpustakaan karyawan, lantai bersih, serta tempat kerja yang aman, bersih dan teratur.
Usaha-usaha itu dilakukan untuk membina kesejahteraan seluruh karyawan namn bagaimanapun usaha organisasi untuk mensejahterakan karyawannya, tidak mungkin mampu memenuhi keinginan seluruh pegawai sercara individu maupun kelompok. Oleh karena itu, kebijakan kesejahteraan pegawai bersifat umum.

C. PEMBINAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA
Pembinaan pelaksanaan pegawai yang dilakukan secara obyektif atas dasar catatan data yang akurat dan dilaksanakan tidak pandang bulu akan berguna tidak saja untuk organisasi, atas dasar catatan kemajuan pegawai dibidang pelaksanaan tugas itu dapat digunakan sebagai bahan penilaian pegawai.
Ketentuan untuk mengatur pembuatan Daftar Penilaian Pekerjaan Pekerjaan (DP3) berlandaskan hukum dan dapat ditemukan dalam:
1. Undang-undang pokok Kepegawaian No. 8 tahun 1974 pasal 20
2. Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1979 tentang penilaian
Pengertian dan Tujuan Pembuatan DP3
Yang diamaksud dengan DP3 Pegawai Negeri Sipil adalah suatu daftar yang memuat hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan seorang Pegawai Negeri Sipil dalam jangka waktu satu tahun yang dibuat oleh pejabat yang berwenang.
Daftar tersebut digunakan sebagai bahan dalam melaksanakan pembinaan Pegawai Negeri Sipil, antara lain dalam mempertimbangkan kenaikan pangkat penempatan dalam jabatan, pemindahan, kenaikan gaji berkala dan lain-lain.
Nilai dalam DP3 digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan mutasi kepegawaian dalam tahun berikut, kecuali ada perbuatan tercela dari Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan yang dapat mengurangi nilai tersebut.
Aspek-aspek Penilaian:
1. Kesetiaan
Dengan kesetiaan seorang pegawai adalah dengan tekat dan kesanggupan mentaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu dengan disertai penuh kesadaran dan tanggung jawab.
2. Prestasi Kerja
Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang diebankan kepadanya.
3. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesanggupan seseorang pegawai dalam menyesuaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya serta berani memikul resiko atas keputusan yang diambil.
4. Ketaatan
Ketaatan yang berarti kesanggupan seorang pegawai untuk mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, mentaati perintah-perintah yang diberikan oleh atasan yang berwenang serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang ditentukan.
5. Kejujuran
Pada umumnya yang dimaksud dengan kejujuran adalah ketulusan hati seseorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepada pegawai.
6. Kerjasama
Yang dimaksud dengan kerjasama adalah kemampuan seorang pegawai untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan, sehingga tercapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.
7. Prakarsa
Yang dimaksud dengan prakarsa adalah kemampuan seorang pegawai untuk mengambil keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan suatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu peritah dari atasan.
8. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seorang pegawai untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melakukan tugas pokok.
NO SEBUTAN ANGKA
1.
2.
3.
4.
5. Amat Baik
Baik
Cukup
Sedang
Kurang 91-100
79-90
61-75
51-61
50 kebawah



D. MUTASI, PROMOSI DAN PEMBERHENTIAN
Pembinaan pegawai dilakukan melalui berbagai cara bersaran meningkatkan keefisienan kerja, kefektifan kerja, keberhasilan organisasi, serta kepuasan pegawai. Ada beberapa wujud pembinaan pegawai adalah mutasi dan perpindahan, promosi, dan pemberhentian pegawai dalam lingkup wilayah kerja.
Pembahasan mutasi, promosi, dan pemberhentian pada bidang yang akan diuraikan berikut ini meliputi pengertian mutasi, promosi, dan pemberhentian.
1. Mutasi
Kata mutasi atau perpindahan oleh sebagian masyarakat sudah banyak dikenal, baik dalam lingkungan perusahaan maupun diluar lingkungan perusahaan mutasi ataupun perpindahan adalah kegiatan dari pimpinan perusahaan untuk memindahkan karyawan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain, yang dianggap setingkat atau sejajar.
Mutasi atau perpindahan adalah merupakan suatu kegiatan rutin bagig perusahaan untuk dapat melaksanakan prinsiip “The right man in the right place” (menempatkan orang sesuai dengan keahliannya). Dengan demikian mutasi yang dijalankan oleh perusahaan, agar pekerja dapat melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien.
Untuk melaksanakan mutasi suatu perusahaan dengan prinsip “menempatkan orang sesuai dengan keahliannya” maka perlu diadakan evaluasi terus menerus secara obyektif terhadap para pekerja, sebagai landasan dalam melaksanakan mutasi tersebut, diantaranya ada beberapa pertimbangan:
1. Mutasi tidak boleh dianggap sebagai hukuman.
2. Mutasi untuk mengusahakan “penempatan orang sesuai dengan keahliannya”.
3. Mutasi dan kerjasama kelompok.
4. Mutasi sebagai langkah meningkatkan semangat dan gairah kerja.
5. Mutasi untuk menciptakan saingan sehat.
6. Mutasi untuk dapat saling menggantikan.
7. Dalam rangka promosi.
8. Mutasi karena kebijaksanaan dan peraturan.
9. Mutasi dan sikap mental.
10. Mutasi untuk mengurani “Labour furnover” (kebosanan).
11. Mutasi dan tujuan terselubung.
12. Mutasi karena inisiatif karyawan.
13. Mutasi harus terkoordinir.

2. Promosi
Promosi dan mutasi kedua-duanya adalah kegiatan pemindahan karyawan dari suatu jabatan ke jabatan lainnya. Meskipun demikian promosi dan mutasi harus dibedakan, sebab promosi dan mutasi tidaklah sama. Promosi adalah proses kegiatan pemindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan lain yang lebih tinggi, sedangkan mutasi proses pemindahan tersebut bukanlah pada jabatan yang lebih tinggi, tetapi pada jabatan yang sederajat.
Pada dasarnya promosi akan selalu diikuti oleh tugas tanggung jawab dan wewenang yang lebih tinggi dari jabatan yang diduduki sebelumnya. Dan pada umumnya promosi juga diikuti dengan peningkatan income dan fasilitas yang lain. Tetapi promosi sendiri sebenarnya mempunyai nilai, karena promosi adalah merupakan bukti pengetahuan antata lain terhadap promosinya.
Promosi mempunyai arti penting bagi setiap perusahaan, sebab dengan promosi berarti kestabilan perusahaan dan moral karyawan akan dapat lebih terjamin, kedua hal ini merupakan hal yang harus dapat ditimbulkan, bilamana perusahaan tersebut merngadakan promosi suatu barang tentu dengan promosi tidak hanya diharapkan pada kedua hal tersebut, tetapi jauh lebih dari pada itu dalam hal ini promosi harus dilaksanakan dengan beberapa ketetapan atau yang menjadi tolok ukur bagi perusahaan tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Penetapan syarat-syarat untuk promosi
2. Syarat-syarat promosi harus dinyatakan secara tegas dan jelas
3. Evaluasi harus dilakukan secara rutin, lengkap, dan obyektif
4. Perlu senioritas dan ambisi ditetapkan sebagai syarat untuk promosi
5. Keinginan untuk memenuhi syarat-syarat promosi harus ditunjang
6. Pentingnya mempersiapkan calon-calon yang akan dipromosikan
7. Pemanfaatan masa cuti untuk percobaan promosi
8. Dalam rangka promosi perlu ditetapkan pesaing sehat
9. Memilih antara melaksanakan promosi dari dalam atau luar
10. Efek samping dalam pelaksanaan promosi

3. Pemberhentian
Pemberhentian dari pekerjaan yang merupakan tindakan dan kenyataan pemutusan hubungan kerja antara badan usaha (pengusaha) dengan tenaga kerjanya, merupakan bagian dalam tata personil yang paling sedikit sama pentingnya dengan terjadinya hubungan kerja (penerimaan tenaga kerja). Oleh Karen aitu, pemutusan hubungan kerja ditinjau dari beberapa segi yang berhubungan dengan pemutusan tenaga kerja tersebut.
Dalam garis besarnya antara bentuk usaha dengan tenaga kerjanya dapat terjadi pemutusan hubungan sebagai berikut:
a. Pemutusan hubungan kerja secara wajar, misalnya:
1. Berakhirnya masa hubungan kerja yang telah ditetapkan sebelumnya dalam suatu perjanjian kerja yang telah dibuat dan disetjui oleh kedua belah pihak
2. Karena permintaan dari pihak pekerja dengan alasan-alasan yang dapat diterima
3. Karena telah mencapai batas umur yang telah ditentukan pada suatu peratura atau perjanjian
4. Karena meninggalnya tenaga kerja
5. Karena pengusaha dinyatakan pailit atau tidak mampu lagi melanjutkan usahanya
6. Dan lain-lain

b. Pemutusan hubungan kerja secara tidak wajar misalya:
1. Karena pihak tenaga kerja melanggar peraturan atau ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan yang telah ditetapkan dalam perjanjian kerja yang menyebabkan secara otomati pemutusan hubungan kerja.
2. Jika pengusaha menutup atau membubarkan bentuk usaha.

MANAJEMEN MASA PERCOBAAN

MANAJEMEN MASA PERCOBAAN DAN PENEMPATAN
SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

A. PROGRAM DAN TUJUAN PELATIHAN MASA PERCOBAAN

Pengertian
Yang dimaksud dengan pelatihan adalah:
a. Kegiatan untuk mencapai kemampuan karyawan dengan cara meningkatkan kemampuan dengan cara meningkatkan keterampilan operasional dalam menjalankan suatu pekerjaan.
(Drs. Jhon Suprianto)
b. Suatu kegiatan dari perusahaan yang bermaksud untuk dapat mencapai dan memperkembangkan sikap dan tingkah laku keterampilan dan pengetahuan para karyawan sesuai dengan keinginan perusahaan yang bersangkutan.
(Drs. E.C. Alex S. Nitisemito)
Dari kedua pengertian pelatiahn di atas, intinya adalah sama yaitu kegiatan untutk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan dalam melaksanakan tugasnya.
Latihan merupakan salah satu faktor penting dalam mengembangkan sumber daya manusia, tidak hanya menambah pengetahuan, juga dapat meningkatkan produktifitas kerja. Kenyataan membuktikan, negara yangn telah maju dibidang pendidikan memiliki pertumbuhan ekonomi lebih cepat dibandingkan negara yang masih rendah pendidikannya.
1. Tujuan Latihan
Program latihan tidak hanya diberikan kepada pegawai baru, tetapi juga diberikan kepada pegawai lama. Bagi pegawai baru, biasanya latihan diberikan agar para pegawai dapat bekerja dengan baik, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Sedangkan bagi pegawai lama, latihan diberikan dengan pertimbangan efektifitas dan efisiensi pekerjaannya dapat ditingkatkan. Adapun tujuan pelatihan secara umum, adalah sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan produktivitas, baik kualitas maupun kuantitas mutu tenaga kerja
b. Meningkatkan moral kerja
Apabila penyelenggaraan latihan sesuai dengan tingkat kebbutuhan yang ada dalam organisasi perusahaan, maka akan tercipta suatu kerja yang harmonis dan hasil kerja yang meningkat.
c. Menurunkan pengawasan
Dengan semakin meningkatnya kemampuan kerja semakin meningkat pula kepercayaan diri sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan, sehingga tidak perlu diawasi setiap saat.
d. Menurunkan angka kecelakaan/kerugian
Dengan adanya program latihan para pegawai akan semakin cakap dan terampil sehingga dapat menekan/menurunkan tingkat kerugian atau kecurigaan.
e. Terciptanya stabilitas dan fleksibilitas dengan tenaga kerja
Stabilitas berhunungan dengan jumlah dan mutu produksi yang relative tetap/stabil. Sedangkan flesibilitas berhubungan dengan kemampuan pegawai menggantikan posisi pegawai lain yang tidak hadir.

2. Alasan Diadakan Latihan
Ada beberapa alasan diselenggarakannya latihan, seperti:
a. Ada pegawai baru
Setiap perusahaan/instansi baik swasta maupun pemerintah selalu memberikan program latihan kepada para pegawai, yang baru diangkat. Hal ini dimaksudkan agar pegawai yang baru tadi dapat bekerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
b. Adanya pegawai yang mendapat tugas baru
Perpindahan/mutasi pegawai dari satu bagian ke bagian lain, merupakan suatu kegiatan yang lumrah terjadi di perusahaan. Perbedaan unit kerja, berbeda juga jenis pekerjaannya, sehingga pegawai yang mengalami mutasi tadi harus mengikuti latihan agar dia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja baru.
c. Adanya penggatian alat-alat perlengkapan
Penggantian alat-alat perlengkapan yang mopdel dan tipenya berbeda dengan alat-alat terdahulu, menuntut diadakannya latihan, agar pegawai benar-benar menguasai cara mengoperasikan alat-alat yang baru tersebut.
d. Perubahan prosedur kerja
Adanya perubahan prosedur kerja, terkadang menuntut pihak perusahaan untuk melaksanakan latihan agar para pegawai terbiasa dengan prosedur yang baru.
e. Adanya metode baru
Metode/cara kerja tidak akan tetap selamanya, tetapi sewaktu-waktu akan berubah. Perubahan metode kerja ini juga menuntut diadakannya latihan agar pegawai dapat bekerja dengan metode yang baru.

B. MENYELENGGARAKAN PELATIHAN MASA PERCOBAAN
Setiap pegawai yang baru diterima, tidak langsung menjadi pegawai tetap, dia akan mengalami masa percobaan dulu. Pada waktu pegawai menjalani masa percobaan, sesudah diwajibkan mengikuti latihan. Latihan yang diberikan ada dua cara.
a. Latihan diberikan sebelum pegawai baru bekerja.
Hal ini dimaksudkan agar pegawai baru memahami cara-cara kerja yang harus ia lakukan. Latihan cara ini biasanya diberikan kepada pegawai baru yang belum berpengalaman.
b. Latihan dilaksanakan setelah pegawai baru bekerja.
Latihan cara ini diberikan kepada pegawai baru yang sudah berpengalaman, dengan tujuan agar dia lebih lama dan mahir dalam bekerja serta untuk meningkatkan wawasannya.

1. Prinsip-prinsip Latihan
Dalam melaksanakan latihan, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Motivasi
Motivasi pegawai dalam mengikuti latihan tidak sama. Makin tinggi motivasi pegawai mengikuti latihan, semakin cepat dia mempelajari materi yang diberikan. Oleh karena itu pihak perusahaan/instansi harus mampu membangkitkan motivasi pegawai dalam mengikuti latihan.
b. Reinforcement
Pelaksanaan latihan harus disertai dengan hadiah dan hukuman. Hal ini dimaksudkan agar peserta latihan bersungguh-sungguh dalam mengikuti latihan.
c. Perbedaan individual
Yang dimaksud perbedaan individual disini adalah perbedaan kemampuan tiap pegawai dalam menerima materi pelajaran. Perbedaan ini harus benar-benar diperhatikan sekalipun dalam kenyataannyaa pelaksanaan latihan dilakukan secara berkelompok.
d. Praktek
Para peserta latihan sedapat mungkin harus mempraktekkan pengetahuan atau keterampilan yang dipelajarinya pada suasana yang sebenarnya.
e. Laporan kemajuan
Kemajuan peserta dalam mengikuti latihan perlu dicatat untuk mengukur seberapa jauh mereka menyerap materi dalam rentang waktu tertentu.

2. Peranan Komunikasi Dalam Program Pelatihan
Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam program latihan. Tanpa komunikasi, latihan tidak bias dilaksanakan, terutama kemampuan pelatih dalam mengkomunikasikan materi yang disampaikan.
Beberapa tanggung jawab pelatih dalam mengkomunikasikan program latihan yaitu :
a. Menyambut inisiatif peserta latihan
Sebelum latihan dimulai, hendaknya para pegawai sebagai calon peserta latihan diajak diskusi untuk mendapatkan kehendak mereka tentang cara terbaik, sehingga pegawai memiliki inisiatif dalam mengkiuti latihan.
b. Program latihan jangan digunakan untuk mencari kesalahaan
Setiap calon peserta latihan harus diberitahu bahwa maksud pelaksanaan latihan adalah untuk meningkatkan kualitas kerja bukan untuk mencari kesalahan.
c. Jelaskan mengapa diadakan program latihan.
Alasan mengapa program latihan dilaksanakan harus diketahui oleh calon peserta latihan. Karena apabila alasannya sudah diketahui, maka pelaksanaan latihan akan berjalan dengan lancar.

C. TEKNIK PELATIHAN
Adanya beberapa cara teknik latihan, dan kita bisa menentukan cara mana yang paling baik karena masing-masing cara memiliki kelebihan dan kelemahannya.
1. Sistem magang
Prinsip dari system magang adalah belajar sambil bekerja. System ini dianggap paling tua dan dipakai sampai sekarang. Kelebihan system magang adalah :
- Biaya murah
- Memerlukan manajemen sederhana
- Lebih matang



Kelemahan sistem magang adalah :
- Terlalu lambat
Pencapaian tingkat ahli sulit diperoleh, karena peserta tidak hanya belajar, tetapi juga bekerja sehingga pelatihannya terbagi dua.
- Bersifat statis
Apabila peserta mengikuti latihan ditempat yang kurang berkembang, maka mereka akan ketinggalan dalam ilmu pengetahuan

2. Sistem Ceramah/Kuliah
Pada dasarnya sistem ceramah diberikan untuk menambah ilmu pengetahuan yang bersifat teori.
Keuntungannya:
- Jumlah peserta banyak dalam satu periode
- Penyampaian materi lebih cepat karena dapat diberikan secara lisan

Kelemahannya:
- Sullit diterapkan untuk keterampilan tertentu, terutama yang bersifat teknis
- Kemungkinan sulit dipahami
- Terkadang membosankan
- Hasil yang diperoleh tidak sama karena latar belakang pendidikan peserta yang berbeda-beda

3. Sistem Latihan dan Praktek
Dengan sistem ini peserta ditekankan untuk melaksanakan yang sesungguhnya sehingga nantinya mereka dapat langsung bekerja.
Kelebihannya:
- Matang dalam praktek
- Mengurangi resiko kerugian
- Karena peserta latihan melaksanakan praktek menurut pekerjaan yang sebenarnya, maka setelah mereka bekerja nanti diharapkan dapat menekan kerugian yang mungkin timbul
Kelemahannya:
- Dapat menggangu pekerjaan, karena latihan dan praktek pada umumnya dilaksanakan diperusahaan yang bersangkutan

4. Sistem Campuran
Sistem pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan terkadang tidak terpaku pada satu sistem saja, melainkan memakai beberapa cara yang ada. Hal ini disesuaikan dengan biaya dan peserta itu sendiri




5. Kriteria Kelulusan
Seperti halnya pekerjaan lain, dalam latihan juga harus dilakukan penilaian atau evaluasi, yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan peserta latihan dan untuk menentukan langkah-langkah perbaikan.

Pada dasarnya penilaian harus dilakukan secara obyektif atau secara rasional, dengan memperhatikan:
a. Data-data otentik tentang kecakapan
b. Fakta-fakta yang nyata
c. Laporan tertulis yang rasional dan dapat dipercaya

Penilaian yang dilakukan secara obyektif dapat mendorong dan meningkatkan semangat peserta dalam mengikuti latihan

Disamping penilaian yang bersifat obyektifitas, terkadang juga dilaksanakan penilaian secra subyektifitas seperti:
a. Tabiat/kelakuan peserta selama mengikuti program latihan
b. Kejujuran dan kedisiplinan
c. Kesungguhan dan usaha peserta dan lain-lain

Dalam kenyataan penilaian yang bersifat obyektif dan subyektif ini sering dipadukan dalam menentukan kelulusan peserta latihan.

Keberhasilan program pelatihan tidak hanya tergantung pada peserta latihan saja, tetapi dipengaruhi oleh unsur-unsur lain. Oleh karena itu penilaian keberhasilan program pelatihan yang selengkapnya menyangkut bidang-bidang:
a. Penilaian terhadap program kerja, misalnya, meliputi:
- Kurikulum/materi pelatihan
- Lamanya waktu pelatihan
- Metode pelatihan

b. Penilaian terhadap peserta latihan, meliputi:
- Penilaian selama mengikuti pelatihan
- Penilaian setelah ditempatkan/bekerja

c. Penilaian terhadap instruktur:
Keberhasilan program pelatihan tidak terlepas dari peranan instruktur/pelatih. Oleh karena itu wajar apabila keberadaan instruktur juga ikut dinilai.

Apabila penilaian terhadap program pelaksanaan dilakukan dengan sebaik-baiknya, maka tujuan pelatihan dapat dicapai, yaitu meningkatkan kecakapan, kememuan dna pengalaman kerja pegawai dalam rangka pembinaan dan pengembangan bakat karir pegawai.

6. Penempatan Setelah Lulus Latihan
Bagi peserta pelatihan dinyatakan berhasil, kepadanya akan diberikan surat keputusan (SK) pengangkatan. Dengan adanya SK pengangkatan tersebut, berarti statusnya sudah berubah dari calon pegawai menjadi pegawai tetap. Dalam instansi pemerintah dikenal dengan perubahan dari calon pegawai negeri sipil (CPNS) menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Dalam SK pengangkatan tersebut, setiap pegawai yang lulus mengikuti latihan, ditempatkan pada pos-pos yang sesuai dengan kemampuan/keahliannya, yang lebih dikenal dengan sebutan “the rightman on the right place”. Di dalam SK tersebut juga diebutkan tentang pangkat, jabatan, dan gaji pokok yang akan diterima yang bersangkutan.
Penetapan pegawai, pada dasarnya dibedakan dalam dua kelompok, yaitu:
a. Jabatan struktural
Yaitu jabatan yang secara tegas ada dalam struktutr organisasi seperti: direktur utama, direksi, kepala divisi, kepala bagian, dan kepala seksi.

b. Jabatan fungsional
Yaitu jabatan yang ada karena fungsinya dalam suatu pekerjaan, seperti: guru, dokter, dosen, hakim, jaksa, dan lain-lain.

Surat keputusan pengangkatan pegawai merupakan salah satu upaya pemberian jaminan hukum, yang melindungi pegawai tersebut dari tidakan semena-mena.

MANAJEMEN SDM

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Macam dan Jenis Keputusan Pada Karyawan/Pegawai/SDM Organisasi Perusahaan - Promosi, Transfer, Demosi, PHK

Manajemen sumber daya manusia atau manajemen secara umum sering dihadapkan pada keputusan yang akan diberikan pada para pekerja, karyawan, buruh, pegawai, atau sumber daya manusia lainnya. Keputusan yang sering dikeluarkan manajemen sdm pada umumnya adalah promosi, transferm demosi dan pemberhentian / phk.

Semua itu pada umumnya didasarkan pada proses penilaian kinerja atau penyesuaian pada tubuh organisasi untuk mendapatkan konfigurasi yang terbaik pada tiap-tiap sumber daya manusia yang tersedia agar perusahaan dapat berjalan dan memberikan dampak yang lebih baik. Berikut ini akan diberikan pengertian atau arti definisi dari masing-masing keputusan SDM :

1. Promosi / Naik Jabatan / Naik Pangkat / Demotion

Promosi adalah perubahan pekerjaan pada seseorang dalam organisasi yang memberikan tugas serta tanggung jawab yang lebih besar dengan desertai peningkatan kompensasi yang diterimanya. Seseorang yang menerima promosi harus memiliki kualifikasi yang baik dibanding kandidat-kandidat yang lainnya. Terkadang jender pria wanita serta senioritas tua muda mempengaruhi keputusan tersebut.

2. Transfer / Mutasi / Rotasi Pekerjaan

Transfer adalah perpindahan pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi yang memiliki tingkat level yang sama dari posisi perkerjaan sebelum mengalami pindah kerja. Kompensasi gaji, tugas dan tanggung jawab yang baru umumnya adalah sama seperti sedia kala.

Mutasi atau rotasi kerja dilakukan untuk menghindari kejenuhan karyawan atau pegawai pada rutinitas pekerjaan yang terkadang membosankan serta memiliki fungsi tujuan lain supaya seseorang dapat menguasai dan mendalami pekerjaan lain di bidang yang berbeda pada suatu perusahaan. Transfer terkadang dapat dijadikan sebagai tahapan awal atau batu loncatan untuk mendapatkan promosi di waktu mendatang.

3. Demosi / Demotion / Turun Pangkat / Turun Jabatan

Demosi adalah pindahnya seseorang dari pekerjaannya ke posisi yang lebih rendah dengan tingkat tanggung jawab dan tugas yang lebih kecil dari pekerjaan semula dan begitu pula dengan kompensasi penggajiannya. Turun jabatan biasanya diberikan pada karyawan yang memiliki kinerja yang kurang baik atau buruk serta bisa juga diberikan ada karyawan yang bermasalah sebagai sanksi hukuman. Demosi lebih disukai karyawan / pegawai dibandingkan pemecatan atau pemberhentian phk (putus hubungan kerja).

4. Pemberhentian Kerja / PHK / Putus Hubungan Kerja / Pemecatan

Putus hubungan kerja adalah pemberhentian atau dikeluarkannya seorang karyawan atau pegawai dari lingkungan organisasi baik dengan atas inisiatif pribadi sendiri maupun secara paksa atas prakasra perusahaan tempatnya bekerja. Pemberhentian sukarela biasanya berbentuk pengunduran diri atau pensiun, sedangkan yang secara paksa bentuknya seperti pemberhentian sementara waktu atau permanen alias dipecat / pemecatan.

Pensiun bisa berupa pensiun reguler di mana seorang karyawan telah mencapai usia atau umur tertentu secara wajar dan mungkin mengalami penurunan kinerja. Sedangkan pensiun dini atau pensiun diperceat adalah pensiun yang dilakukan untuk melakukan restrukturisasi

Macam dan Jenis Pelatihan / Training Bagi Pegawai / Karyawan Baru Non Manajerial

Dalam mengembangkan kemampuan, kecekatan dan keahlian para pegawai, pekerja atau karyawan baru diperlukan pemberian pendidikan dan pelatihan / diklat yang disuaikan dengan bidang kerjanya. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa cara atau metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan pegawai baru :

1. Magang / Apprenticeship Training

Magang adalah suatu pembekalan pegawa baru dengan cara belajar langsung dengan senior dan diawasi oleh para pakar atau ahlinya. Untuk mendapatkan skill yang sama dengan masternya dibutuhkan waktu yang relatif cukup lama.

2. Learning By Doing / On The Job Training / Bekerja Sambil Belajar

On the job training adalah suatu bentuk pembekalan yang dapat mempercepat proses pemindahan pengetahuan dan pengalaman kerja / transfer knowledge dan para karyawan senior ke junior. Pelatihan ini langsung menerjunkan pegawai baru bekerja sesuai dengan job description / jobdesc masing-masing di bawah supervisi / pengawasan penyelia atau karyawan senior.

3. Vestibule Training
Vestibule training adalah memberikan pelatihan semacam kursus yang dijalankan di luar lingkungan kerja. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan pada kursus tersebut tidak jauh berbeda dengan pekerjaan yang nantinya akan digeluti oleh para peserta.

pada organisasi dengan memberikan status pensiun pada karyawan yang seharusnya belum layak pensiun.

Pecat atau pemecatan pada umumnya dihindari oleh perusahaan karena memiliki biaya yang cukup besar pada jangka panjang untuk membayar pesangon, gaji, asuransi, beban psikologis dan lain sebagainya.