MANAJEMEN MASA PERCOBAAN

MANAJEMEN MASA PERCOBAAN DAN PENEMPATAN
SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

A. PROGRAM DAN TUJUAN PELATIHAN MASA PERCOBAAN

Pengertian
Yang dimaksud dengan pelatihan adalah:
a. Kegiatan untuk mencapai kemampuan karyawan dengan cara meningkatkan kemampuan dengan cara meningkatkan keterampilan operasional dalam menjalankan suatu pekerjaan.
(Drs. Jhon Suprianto)
b. Suatu kegiatan dari perusahaan yang bermaksud untuk dapat mencapai dan memperkembangkan sikap dan tingkah laku keterampilan dan pengetahuan para karyawan sesuai dengan keinginan perusahaan yang bersangkutan.
(Drs. E.C. Alex S. Nitisemito)
Dari kedua pengertian pelatiahn di atas, intinya adalah sama yaitu kegiatan untutk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan dalam melaksanakan tugasnya.
Latihan merupakan salah satu faktor penting dalam mengembangkan sumber daya manusia, tidak hanya menambah pengetahuan, juga dapat meningkatkan produktifitas kerja. Kenyataan membuktikan, negara yangn telah maju dibidang pendidikan memiliki pertumbuhan ekonomi lebih cepat dibandingkan negara yang masih rendah pendidikannya.
1. Tujuan Latihan
Program latihan tidak hanya diberikan kepada pegawai baru, tetapi juga diberikan kepada pegawai lama. Bagi pegawai baru, biasanya latihan diberikan agar para pegawai dapat bekerja dengan baik, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Sedangkan bagi pegawai lama, latihan diberikan dengan pertimbangan efektifitas dan efisiensi pekerjaannya dapat ditingkatkan. Adapun tujuan pelatihan secara umum, adalah sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan produktivitas, baik kualitas maupun kuantitas mutu tenaga kerja
b. Meningkatkan moral kerja
Apabila penyelenggaraan latihan sesuai dengan tingkat kebbutuhan yang ada dalam organisasi perusahaan, maka akan tercipta suatu kerja yang harmonis dan hasil kerja yang meningkat.
c. Menurunkan pengawasan
Dengan semakin meningkatnya kemampuan kerja semakin meningkat pula kepercayaan diri sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan, sehingga tidak perlu diawasi setiap saat.
d. Menurunkan angka kecelakaan/kerugian
Dengan adanya program latihan para pegawai akan semakin cakap dan terampil sehingga dapat menekan/menurunkan tingkat kerugian atau kecurigaan.
e. Terciptanya stabilitas dan fleksibilitas dengan tenaga kerja
Stabilitas berhunungan dengan jumlah dan mutu produksi yang relative tetap/stabil. Sedangkan flesibilitas berhubungan dengan kemampuan pegawai menggantikan posisi pegawai lain yang tidak hadir.

2. Alasan Diadakan Latihan
Ada beberapa alasan diselenggarakannya latihan, seperti:
a. Ada pegawai baru
Setiap perusahaan/instansi baik swasta maupun pemerintah selalu memberikan program latihan kepada para pegawai, yang baru diangkat. Hal ini dimaksudkan agar pegawai yang baru tadi dapat bekerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
b. Adanya pegawai yang mendapat tugas baru
Perpindahan/mutasi pegawai dari satu bagian ke bagian lain, merupakan suatu kegiatan yang lumrah terjadi di perusahaan. Perbedaan unit kerja, berbeda juga jenis pekerjaannya, sehingga pegawai yang mengalami mutasi tadi harus mengikuti latihan agar dia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja baru.
c. Adanya penggatian alat-alat perlengkapan
Penggantian alat-alat perlengkapan yang mopdel dan tipenya berbeda dengan alat-alat terdahulu, menuntut diadakannya latihan, agar pegawai benar-benar menguasai cara mengoperasikan alat-alat yang baru tersebut.
d. Perubahan prosedur kerja
Adanya perubahan prosedur kerja, terkadang menuntut pihak perusahaan untuk melaksanakan latihan agar para pegawai terbiasa dengan prosedur yang baru.
e. Adanya metode baru
Metode/cara kerja tidak akan tetap selamanya, tetapi sewaktu-waktu akan berubah. Perubahan metode kerja ini juga menuntut diadakannya latihan agar pegawai dapat bekerja dengan metode yang baru.

B. MENYELENGGARAKAN PELATIHAN MASA PERCOBAAN
Setiap pegawai yang baru diterima, tidak langsung menjadi pegawai tetap, dia akan mengalami masa percobaan dulu. Pada waktu pegawai menjalani masa percobaan, sesudah diwajibkan mengikuti latihan. Latihan yang diberikan ada dua cara.
a. Latihan diberikan sebelum pegawai baru bekerja.
Hal ini dimaksudkan agar pegawai baru memahami cara-cara kerja yang harus ia lakukan. Latihan cara ini biasanya diberikan kepada pegawai baru yang belum berpengalaman.
b. Latihan dilaksanakan setelah pegawai baru bekerja.
Latihan cara ini diberikan kepada pegawai baru yang sudah berpengalaman, dengan tujuan agar dia lebih lama dan mahir dalam bekerja serta untuk meningkatkan wawasannya.

1. Prinsip-prinsip Latihan
Dalam melaksanakan latihan, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Motivasi
Motivasi pegawai dalam mengikuti latihan tidak sama. Makin tinggi motivasi pegawai mengikuti latihan, semakin cepat dia mempelajari materi yang diberikan. Oleh karena itu pihak perusahaan/instansi harus mampu membangkitkan motivasi pegawai dalam mengikuti latihan.
b. Reinforcement
Pelaksanaan latihan harus disertai dengan hadiah dan hukuman. Hal ini dimaksudkan agar peserta latihan bersungguh-sungguh dalam mengikuti latihan.
c. Perbedaan individual
Yang dimaksud perbedaan individual disini adalah perbedaan kemampuan tiap pegawai dalam menerima materi pelajaran. Perbedaan ini harus benar-benar diperhatikan sekalipun dalam kenyataannyaa pelaksanaan latihan dilakukan secara berkelompok.
d. Praktek
Para peserta latihan sedapat mungkin harus mempraktekkan pengetahuan atau keterampilan yang dipelajarinya pada suasana yang sebenarnya.
e. Laporan kemajuan
Kemajuan peserta dalam mengikuti latihan perlu dicatat untuk mengukur seberapa jauh mereka menyerap materi dalam rentang waktu tertentu.

2. Peranan Komunikasi Dalam Program Pelatihan
Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam program latihan. Tanpa komunikasi, latihan tidak bias dilaksanakan, terutama kemampuan pelatih dalam mengkomunikasikan materi yang disampaikan.
Beberapa tanggung jawab pelatih dalam mengkomunikasikan program latihan yaitu :
a. Menyambut inisiatif peserta latihan
Sebelum latihan dimulai, hendaknya para pegawai sebagai calon peserta latihan diajak diskusi untuk mendapatkan kehendak mereka tentang cara terbaik, sehingga pegawai memiliki inisiatif dalam mengkiuti latihan.
b. Program latihan jangan digunakan untuk mencari kesalahaan
Setiap calon peserta latihan harus diberitahu bahwa maksud pelaksanaan latihan adalah untuk meningkatkan kualitas kerja bukan untuk mencari kesalahan.
c. Jelaskan mengapa diadakan program latihan.
Alasan mengapa program latihan dilaksanakan harus diketahui oleh calon peserta latihan. Karena apabila alasannya sudah diketahui, maka pelaksanaan latihan akan berjalan dengan lancar.

C. TEKNIK PELATIHAN
Adanya beberapa cara teknik latihan, dan kita bisa menentukan cara mana yang paling baik karena masing-masing cara memiliki kelebihan dan kelemahannya.
1. Sistem magang
Prinsip dari system magang adalah belajar sambil bekerja. System ini dianggap paling tua dan dipakai sampai sekarang. Kelebihan system magang adalah :
- Biaya murah
- Memerlukan manajemen sederhana
- Lebih matang



Kelemahan sistem magang adalah :
- Terlalu lambat
Pencapaian tingkat ahli sulit diperoleh, karena peserta tidak hanya belajar, tetapi juga bekerja sehingga pelatihannya terbagi dua.
- Bersifat statis
Apabila peserta mengikuti latihan ditempat yang kurang berkembang, maka mereka akan ketinggalan dalam ilmu pengetahuan

2. Sistem Ceramah/Kuliah
Pada dasarnya sistem ceramah diberikan untuk menambah ilmu pengetahuan yang bersifat teori.
Keuntungannya:
- Jumlah peserta banyak dalam satu periode
- Penyampaian materi lebih cepat karena dapat diberikan secara lisan

Kelemahannya:
- Sullit diterapkan untuk keterampilan tertentu, terutama yang bersifat teknis
- Kemungkinan sulit dipahami
- Terkadang membosankan
- Hasil yang diperoleh tidak sama karena latar belakang pendidikan peserta yang berbeda-beda

3. Sistem Latihan dan Praktek
Dengan sistem ini peserta ditekankan untuk melaksanakan yang sesungguhnya sehingga nantinya mereka dapat langsung bekerja.
Kelebihannya:
- Matang dalam praktek
- Mengurangi resiko kerugian
- Karena peserta latihan melaksanakan praktek menurut pekerjaan yang sebenarnya, maka setelah mereka bekerja nanti diharapkan dapat menekan kerugian yang mungkin timbul
Kelemahannya:
- Dapat menggangu pekerjaan, karena latihan dan praktek pada umumnya dilaksanakan diperusahaan yang bersangkutan

4. Sistem Campuran
Sistem pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan terkadang tidak terpaku pada satu sistem saja, melainkan memakai beberapa cara yang ada. Hal ini disesuaikan dengan biaya dan peserta itu sendiri




5. Kriteria Kelulusan
Seperti halnya pekerjaan lain, dalam latihan juga harus dilakukan penilaian atau evaluasi, yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan peserta latihan dan untuk menentukan langkah-langkah perbaikan.

Pada dasarnya penilaian harus dilakukan secara obyektif atau secara rasional, dengan memperhatikan:
a. Data-data otentik tentang kecakapan
b. Fakta-fakta yang nyata
c. Laporan tertulis yang rasional dan dapat dipercaya

Penilaian yang dilakukan secara obyektif dapat mendorong dan meningkatkan semangat peserta dalam mengikuti latihan

Disamping penilaian yang bersifat obyektifitas, terkadang juga dilaksanakan penilaian secra subyektifitas seperti:
a. Tabiat/kelakuan peserta selama mengikuti program latihan
b. Kejujuran dan kedisiplinan
c. Kesungguhan dan usaha peserta dan lain-lain

Dalam kenyataan penilaian yang bersifat obyektif dan subyektif ini sering dipadukan dalam menentukan kelulusan peserta latihan.

Keberhasilan program pelatihan tidak hanya tergantung pada peserta latihan saja, tetapi dipengaruhi oleh unsur-unsur lain. Oleh karena itu penilaian keberhasilan program pelatihan yang selengkapnya menyangkut bidang-bidang:
a. Penilaian terhadap program kerja, misalnya, meliputi:
- Kurikulum/materi pelatihan
- Lamanya waktu pelatihan
- Metode pelatihan

b. Penilaian terhadap peserta latihan, meliputi:
- Penilaian selama mengikuti pelatihan
- Penilaian setelah ditempatkan/bekerja

c. Penilaian terhadap instruktur:
Keberhasilan program pelatihan tidak terlepas dari peranan instruktur/pelatih. Oleh karena itu wajar apabila keberadaan instruktur juga ikut dinilai.

Apabila penilaian terhadap program pelaksanaan dilakukan dengan sebaik-baiknya, maka tujuan pelatihan dapat dicapai, yaitu meningkatkan kecakapan, kememuan dna pengalaman kerja pegawai dalam rangka pembinaan dan pengembangan bakat karir pegawai.

6. Penempatan Setelah Lulus Latihan
Bagi peserta pelatihan dinyatakan berhasil, kepadanya akan diberikan surat keputusan (SK) pengangkatan. Dengan adanya SK pengangkatan tersebut, berarti statusnya sudah berubah dari calon pegawai menjadi pegawai tetap. Dalam instansi pemerintah dikenal dengan perubahan dari calon pegawai negeri sipil (CPNS) menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Dalam SK pengangkatan tersebut, setiap pegawai yang lulus mengikuti latihan, ditempatkan pada pos-pos yang sesuai dengan kemampuan/keahliannya, yang lebih dikenal dengan sebutan “the rightman on the right place”. Di dalam SK tersebut juga diebutkan tentang pangkat, jabatan, dan gaji pokok yang akan diterima yang bersangkutan.
Penetapan pegawai, pada dasarnya dibedakan dalam dua kelompok, yaitu:
a. Jabatan struktural
Yaitu jabatan yang secara tegas ada dalam struktutr organisasi seperti: direktur utama, direksi, kepala divisi, kepala bagian, dan kepala seksi.

b. Jabatan fungsional
Yaitu jabatan yang ada karena fungsinya dalam suatu pekerjaan, seperti: guru, dokter, dosen, hakim, jaksa, dan lain-lain.

Surat keputusan pengangkatan pegawai merupakan salah satu upaya pemberian jaminan hukum, yang melindungi pegawai tersebut dari tidakan semena-mena.

MANAJEMEN SDM

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Macam dan Jenis Keputusan Pada Karyawan/Pegawai/SDM Organisasi Perusahaan - Promosi, Transfer, Demosi, PHK

Manajemen sumber daya manusia atau manajemen secara umum sering dihadapkan pada keputusan yang akan diberikan pada para pekerja, karyawan, buruh, pegawai, atau sumber daya manusia lainnya. Keputusan yang sering dikeluarkan manajemen sdm pada umumnya adalah promosi, transferm demosi dan pemberhentian / phk.

Semua itu pada umumnya didasarkan pada proses penilaian kinerja atau penyesuaian pada tubuh organisasi untuk mendapatkan konfigurasi yang terbaik pada tiap-tiap sumber daya manusia yang tersedia agar perusahaan dapat berjalan dan memberikan dampak yang lebih baik. Berikut ini akan diberikan pengertian atau arti definisi dari masing-masing keputusan SDM :

1. Promosi / Naik Jabatan / Naik Pangkat / Demotion

Promosi adalah perubahan pekerjaan pada seseorang dalam organisasi yang memberikan tugas serta tanggung jawab yang lebih besar dengan desertai peningkatan kompensasi yang diterimanya. Seseorang yang menerima promosi harus memiliki kualifikasi yang baik dibanding kandidat-kandidat yang lainnya. Terkadang jender pria wanita serta senioritas tua muda mempengaruhi keputusan tersebut.

2. Transfer / Mutasi / Rotasi Pekerjaan

Transfer adalah perpindahan pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi yang memiliki tingkat level yang sama dari posisi perkerjaan sebelum mengalami pindah kerja. Kompensasi gaji, tugas dan tanggung jawab yang baru umumnya adalah sama seperti sedia kala.

Mutasi atau rotasi kerja dilakukan untuk menghindari kejenuhan karyawan atau pegawai pada rutinitas pekerjaan yang terkadang membosankan serta memiliki fungsi tujuan lain supaya seseorang dapat menguasai dan mendalami pekerjaan lain di bidang yang berbeda pada suatu perusahaan. Transfer terkadang dapat dijadikan sebagai tahapan awal atau batu loncatan untuk mendapatkan promosi di waktu mendatang.

3. Demosi / Demotion / Turun Pangkat / Turun Jabatan

Demosi adalah pindahnya seseorang dari pekerjaannya ke posisi yang lebih rendah dengan tingkat tanggung jawab dan tugas yang lebih kecil dari pekerjaan semula dan begitu pula dengan kompensasi penggajiannya. Turun jabatan biasanya diberikan pada karyawan yang memiliki kinerja yang kurang baik atau buruk serta bisa juga diberikan ada karyawan yang bermasalah sebagai sanksi hukuman. Demosi lebih disukai karyawan / pegawai dibandingkan pemecatan atau pemberhentian phk (putus hubungan kerja).

4. Pemberhentian Kerja / PHK / Putus Hubungan Kerja / Pemecatan

Putus hubungan kerja adalah pemberhentian atau dikeluarkannya seorang karyawan atau pegawai dari lingkungan organisasi baik dengan atas inisiatif pribadi sendiri maupun secara paksa atas prakasra perusahaan tempatnya bekerja. Pemberhentian sukarela biasanya berbentuk pengunduran diri atau pensiun, sedangkan yang secara paksa bentuknya seperti pemberhentian sementara waktu atau permanen alias dipecat / pemecatan.

Pensiun bisa berupa pensiun reguler di mana seorang karyawan telah mencapai usia atau umur tertentu secara wajar dan mungkin mengalami penurunan kinerja. Sedangkan pensiun dini atau pensiun diperceat adalah pensiun yang dilakukan untuk melakukan restrukturisasi

Macam dan Jenis Pelatihan / Training Bagi Pegawai / Karyawan Baru Non Manajerial

Dalam mengembangkan kemampuan, kecekatan dan keahlian para pegawai, pekerja atau karyawan baru diperlukan pemberian pendidikan dan pelatihan / diklat yang disuaikan dengan bidang kerjanya. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa cara atau metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan pegawai baru :

1. Magang / Apprenticeship Training

Magang adalah suatu pembekalan pegawa baru dengan cara belajar langsung dengan senior dan diawasi oleh para pakar atau ahlinya. Untuk mendapatkan skill yang sama dengan masternya dibutuhkan waktu yang relatif cukup lama.

2. Learning By Doing / On The Job Training / Bekerja Sambil Belajar

On the job training adalah suatu bentuk pembekalan yang dapat mempercepat proses pemindahan pengetahuan dan pengalaman kerja / transfer knowledge dan para karyawan senior ke junior. Pelatihan ini langsung menerjunkan pegawai baru bekerja sesuai dengan job description / jobdesc masing-masing di bawah supervisi / pengawasan penyelia atau karyawan senior.

3. Vestibule Training
Vestibule training adalah memberikan pelatihan semacam kursus yang dijalankan di luar lingkungan kerja. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan pada kursus tersebut tidak jauh berbeda dengan pekerjaan yang nantinya akan digeluti oleh para peserta.

pada organisasi dengan memberikan status pensiun pada karyawan yang seharusnya belum layak pensiun.

Pecat atau pemecatan pada umumnya dihindari oleh perusahaan karena memiliki biaya yang cukup besar pada jangka panjang untuk membayar pesangon, gaji, asuransi, beban psikologis dan lain sebagainya.